Selasa, 25 Mei 2010

Minggu, 23 Mei 2010

Pencernakan pada manusia dan hewan

A. Makanan
Setiap makhluk hidup dalam kehidupannya selalu membutuhkan makanan (nutrien). Manusia dan hewan membutuhkan makanan untuk berbagai aktifitas atau fungsi, Adapun fungsi makanan bagi tubuh sebagai berikut:
1. Penyediaan bahan bakar, yaitu zat-zat makanan yang bila dioksidasi dalam tubuh menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk aktifitas hidup.
2. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
3. Pertahanan tubuh terhadap penyakit
4. Pemeliharaan jaringan dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak atau mati.
5. Pengaturan proses-proses tubuh, misalnya mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan cairan tubuh.
Makanan yang bergizi haruslah mengikuti konsep empat sehat lima sempurna, yang merupakan konsep bangsa Indonesia tentang makanan yang baik dan sehat. Adapun syarat makanan yang baik adalah:
1. Makanan harus cukup mengandung air.
2. Makanan harus cukup mengandung kalori
3. Makanan harus cukup mengandung vitamin dan unsur-unsur mineral
4. Makanan harus cukup mengandung lemak
5. Makanan harus cukup mengandung karbohidrat
6. Makanan harus cukup mengandung protein yang memiliki 10 asam amino esensial.
7. Makanan harus mudah dicerna.
8. Tidak mengandung racun ataupun bibit penyakit.
Zat makanan/zat gizi adalah zat-zat dalam makanan yang digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan, perbaikan sel-sel yang rusak dan penyediaan energi. Zat gizi terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Sedangkan sari makanan (metabolit) adalah glukosa, gliserol, asam lemak, dan asam amino. Sebagian besar makanan mengandung beberapa zat makanan, tetapi setiap makanan mengandung zat makanan yang sangat berbeda dan tubuh memerlukan lebih dari 50 macam metabolit yang berbeda-beda.. Kebutuhan karbohidrat, lemak, dan protein yang baik adalah karbohidrat (10-45%), lemak (45-60%), protein (10-15%). Jumlah energi dari makanan terbesar berasal dari karbohidrat yang mencapai 40-50% dan satu gram karbohidrat mengandung ± 4,1 kalori.
1. Zat-zat Makanan
Zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah:
a. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Golongan karbohidrat adalah gula, tepung, dan selulosa. Karbohidrat berasal dari tumbuhan yang merupakan hasil fotosintesis seperti beras, jagung, gandum, kentang, umbi-umbian, gula. Karbohidrat yang terdapat dalam makanan dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Monosakarida, terdiri atas satu gugusan gula. Contoh: glukosa, fruktosa, galaktosa, dan maltosa.
2) Disakarida, terdiri atas dua gugusan gula. Contoh: sukrosa, laktosa, dan maltose.
3) Polisakarida, terdiri atas lebih dari sepuluh gugusan gula. Contoh: amilum, selulosa, dan glikogen.
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi bagi tubuh antara lain sebagai berikut:
1) Sumber energi utama dan tidak dapat digantikan dengan sumber energi yang lain pada beberapa organ, yaitu otak, lensa mata, dan sel saraf.
2) Menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
3) Membantu proses penyerapan kalsium.
4) Bahan pembentuk senyawa kimia yang lain, misalnya lemak dan protein.
5) Berperan penting dalam penurunan sifat keturunan.
6) Selulosa dapat mencegah sembelit.
b. Lemak (Lipid)
Lemak tersusun atas unsur-unsur Karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), dan kadang-kadang terdapat fosfor (P), dan nitrogen (N). Lemak merupakan senyawa organik yang larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter, dan minyak tanah tetapi tidak larut dalam air. Lemak dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu lemak sederhana, campuran, dan asli.
1) Lemak Sederhana
Lemak sederhana adalah minyak, lilin, dan lemak yang tersusun oleh trigliserida. Trigliserida yang menyusun lemak terdiri atas gliserol dan tiga asam lemak. Adapun asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap, dan disebut asam lemak non esensial artinya asam lemak ini dapat disintesis di dalam tubuh. Contoh: asam stearat, asam palmitat (berasal dari hewan).
b) Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap, yang disebut asam lemak esensial, artinya asam lemak yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh. Sumber asam lemak ini berasal dari tumbuhan. Contoh: asam linoleat, asam oleat, dan asam arakhidonat.

2) Lemak Campuran
Lemak campuran meliputi fosfolipid dan lipoprotein. Sebagian besar fosfolipid berfungsi membentuk struktur dinding sel tubuh, terutama berperan untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan.
3) Lemak Asli
Lemak asli meliputi asam lemak, sterol, seperti kolesterol dan lemak pelarut vitamin D. Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Sumber lemak ada dua macam, yaitu:
1) Lemak hewan: daging gemuk, telur, susu, ikan dan sebagainya.
2) Lemak tumbuhan: kedelai, kacang tanah, mentega, kelapa, minyak kelapa, dan sebagainya.
Jumlah kebutuhan lemak pada orang dewasa sehat adalah 20-25% dari jumlah kalori yang dibutuhkan setiap hari. Satu gram lemak mengandung ± 9,3 kalori. Metabolisme lemak melalui proses hidrolisis menghasilkan gliserol dan asam lemak. Gliserol mengalami proses kimiawi diubah menjadi glikogen. Proses selanjutnya sama seperti metabolisme pada glukosa.
c. Protein
Protein adalah zat makanan utama yang dibutuhkan oleh tubuh. Protein merupakan senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur-unsur C, H, O, N dan kadang-kadang mengandung unsur S (belerang) dan P (fospor). Protein mumpunyai beberapa fungsi di dalam tubuh, antara lain:
1) Mendetoksifikasi racun, zat-zat asing yang termakan/masuk kedalam tubuh.
2) Mensintesis substansi-substansi penting, seperti hormon, enzim, antibodi dan kromosom.
3) Sebagai pembangun/pertumbuhan tubuh serta untuk perbaikan dan pemeliharaan sel/jaringan yang rusak.
4) Melaksanakan metabolisme tubuh. Berperan sebagai enzim, protein memacu dan berpartisipasi dalam berbagai reaksi kimia dan biologis.
5) Menyeimbangkan cairan tubuh dan larutan asam dan basa. Protein juga berperan sebagai sistem bufer yang efektif.
6) Menyediakan sumber energi. Satu gram protein menyediakan ± 4,1 kalori.
7) Menyusun protoplasma sel.
Protein dapat diperoleh dari berbagai sumber bahan makanan. Berdasarkan asalnya, protein dapat dibedakan menjadi dua golongan:
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti: ikan, telur, susu, lebah, daging, dan lain-lain yang merupakan protein kelas satu/ lengkap.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti: kacang-kacangan, sayuran, biji-bijian. Protein ini tergolong tidak lengkap.
Protein terdiri atas berbagai asam amino. Asam amino dapat digolongkan menjadi:
1) Asam Amino Esensial.
Asam amino esensial merupakan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel tubuh. Asam amino ini tidak dapat disintesis di dalam tubuh dan harus tersedia di dalam makanan. Asam amino esensial terdiri atas sepuluh asam amino.
2) Asam Amino Non Esensial
Asam amino ini dapat dibuat di dalam tubuh dan terdiri atas 11 asam amino.
Tabel asam amino esensial dan tidak esensial
No. Asam Amino Esensial No. Asam Amino Non Esensial
1. Isoleusin 1. Alanin
2. Leusin 2. Asparagin
3. Lisin 3. Asam aspartat
4. Metionin 4. Sistein
5. valin 5. Sistin
6. Treonin 6. Asam glutamat
7. Fenilalanin 7. Glutamin
8. Triptofan 8. Glisin
9. Histidin 9. Prolin
10. Arginin 10. Serin
11. Tirosin

Pada makanan mempunyai nilai hayati protein (nilai biologis) yang berbeda-beda. Nilai hayati protein adalah berapa persen dari suatu protein, setelah diresorpsi usus dapat digunakan oleh organisme untuk mengganti protein tubuh atau untuk pertumbuhan. Protein yang berasal dari telur, daging, susu mempunyai nlai hayati protein sebesar 100%.
Jumlah protein yang dibutuhkan setiap orang berbeda-beda. Menurut perhitungan angka kecukupan protein di Indonesia rata-rata tingkat konsumsi adalah 46,2 gram (orang/hari). Angka kecukupan protein rata-rata tingkat persediaan adalah 53 gram (orang/hari).
Kebutuhan akan protein pada setiap orang berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein sebagai zat pembangun, antara lain: besar tubuh/berat badan, usia, jenis kelamin, sifat protein yang dimakan, status gizi makanan, mengandung dan menyusui, iklim, kondisi tubuh, status emosional, komponen makanan, dan penyakit. Kebutuhan protein berlangsung terus menerus selama hidup.
Kekurangan protein dalam makanan akan menimbulkan gangguan/penyakit pada tubuh yang antara lain: busung lapar/hunger oedema (HO)/kwashiorkor dengan gejala: timbulnya udema, terjadi hambatan pertumbuhan, hilangnya simpanan lemak di bawah kulit, menurunnya respons saraf motorik.
d. Vitamin
Vitamin bukan merupakan makanan penghasil energi, tetapi berperan dalam pertumbuhan dan pengaturan fungsi-fungsi tubuh agar metabolisme tubuh berjalan normal. Vitamin merupakan koenzim yang berfungsi sebagai biokatalisator, mempercepat reaksi-reaksi enzim dalam proses metabolisme dalam tubuh. Di dalam tubuh vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit akan tetapi jika kekurangan vitamin dapat menyebabkan ganguan fungsi tubuh. Penyakit/gangguan yang disebabkan kekurangan vitamin disebuat avitaminosis, namun jika di dalam tubuh kelebihan vitamin disebut hipervitaminosis. Menurut sifat kelarutannya vitamin dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1) Vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C)
2) Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D, E, dan K)
Adapun vitamin yang larut dalam air yang menyangkut defisiensi, sumber, dan fungsi, adalah sebagai berikut:
Tabel Vitamin yang Larut dalam Air
No. Vitamin Sumber Fungsi Defisiensi/Avitaminosis
1. Vitamin B1
(Thiamin = antineuritik = anti beri-beri)
C12H17ON4S • Padi, polong-polongan, sayuran hijau, susu, kuning telur, ikan, hati • Mempengaruhi penyerapan lemak dalam usus
• Biokatalisator metabolisme karbohidrat • Beri-beri
• Hilangnya nafsu makan
• Proses metabolisme terhambat
2. Vitamin B2
(Riboflavin = laktoflavin = vit.G)
C17H20O6N4. • Susu, hati, telur, ragi, sayuran, mentega, jantung, otak • Menghasilkan energi dalam sel-sel.
• Memelihara nafsu makan dan fungsi saraf.
• Berperan penting dalam pembuatan berbagai reaksi biologis dalam tubuh.
• Membebaskan energi dari metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, pengaturan DNA secara tak langsung dan sintesis protein.
• Pemecahan asam lemak , pembentukan glikogen, produksi sel-sel darah merah.
• Pemindahan rangsangan sinar ke saraf mata.
• Memelihara jaringan, terutama kulit di sekitar mulut.
• Peradangan mulut dan lidah, bibir, hingga berwarna merahdan sering timbul luka disekitar sudut mulut, yang disebut keilosis.
• Peradangan kulit (dermatitis) peradangan kornea (keratitis), dan lensa sehingga penglihatan menjadi kabur.
• Mata menjadi tegang dalam bentuk gatal-gatal, panas, lelah, dan pusing.
3. Vitamin B3
(Asam panthotenat)
C9H17O3N. • Hati, ginjal, telur, daging, ikan
• Buah-buahan, sayur, ragi, gandum, kentang manis.
• Dibuat oleh bakteri usus. • Memelihara tingkat gula darah yang normal
• Sebagai koenzim A dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
• Kelelahan, hilang nafsu makan, tak dapat tidur, muak, gangguan pencernakan, kejang otot, dan infeksi bagian atas alat pernapasan.
• Radang kulit dan gangguan fungsi saraf.
4. Vitamin B6
(Piridoksin = Adernin)
C6H¬12O2N. • Sayuran hijau, kacang hijau, serealia, ragi
• Hati, ginjal, daging, susu, kuning telur. • Memelihara keseimbangan unsur fosfor dan sodium.
• Sebagai koenzim dalam proses metabolisme.
• Berperan dalam pertumbuhan, kesehatan kulit dan pembuatan darah.
• Berperan dalam produksi antibodi dan reaksi-reaksi dalam sistem pusat saraf. • Anemia, kulit meradang, kehilangan nafsu makan, muak, gelisah.
• Ketidakmampuan absorpsi oleh usus dan stress klinis.
• Luka pada kulit, berat badan menurun, depresi, dan mudah terkena infeksi.
5. Vitamin B12
(Sianokobalamin = faktor anti anemia pernisiosa)
C63H90N14PC9. • Daging, unggas, ikan, telur, susu, keju, ayam, hati, udang segar, dan kerang.
• Vitamin ini dapat disintesis dalam hati. • Penting dalam metabolisme semua sel dalam pertumbuhan jaringan.
• Berfungsi hampir sama dengan asam folat, yaitu metabolisme dan pembentukan sel-sel darah.
• Peradangan saraf, degenerasi saraf.
• Anemia pernisiosa.
• Bila absorpsi kurang menyebabkan dapat menyebabkan megaloblastic anemia.
• Peradangan darah.
• Kelelahan, pusing, rasa sakit pada saat bernapas.
6. Asam Nikotinat = Niasin = Anti Pelagra.
C6H6O2N. • Sayuran hijau, kacang, kentang, tomat.
• Hati, ginjal, telur, daging, ikan, unggas. • Berperan penting sebagai koenzim yang diperlukan oleh semua sel hidup.
• Memelihara pencernakan yang normal, kulit dan saraf.
• Membebaskan energi dari karbohidrat, lemak, dan protein. • Pelagra yaitu kulit menjadi kasar, mulut luka, diare, dan depresi.
• Gejala awal pelagra hilang nafsu makan, apatis, lesu, gelisah, kematian rasa, insominia, dan gangguan pada lambung.
• Bila sistem saraf pusat terkena, dapat menyebabkan menggigau, koma, dan mati.
7. Vitamin C = Askorbinat
C6H8O6.
• Sayuran segar, buah-buahan (jeruk, nanas, tomat, lombok, pepaya, semangka, brokoli, strawberi.
• Hati, ginjal. • Pembentukan kolagen.
• Memelihara keutuhan pembuluh darah.
• Membantu dalam absorpsi unsur-unsur besi dan kalsium.
• Aktivator berbagai enzim perombak protein dan lemak.
• Penting dalam proses oksidasi dan dehidrasi dalam sel-sel.
• Menjaga gigi melekat kuat pada gusi dan menyembuhkan luka. • Kerusakan sel-sel endotil, pembuluh darah kapiler menjadi kurang permiabel sehingga menimbulkan perdarahan, misalnya dalam sumsum tulang, perdarahan gusi.
• Sindrom yang dikenal sebagai skorbut, pendarahan pada jaringan-jaringan, terutama pada persendian dan gusi.
• Nafsu makan kurang/hilang, lesu, otot dan persendian sakit, lekas marah.
8. Vitamin H = Biotin
C10H16O3N2S. • Hati, ginjal, kuning telur, susu, ragi.
• Tumbuhan polong, kacang, coklat, dan sayuran.
• Bakteri usus membuat biotin untuk kegunaan sehari-hari. • Sebagai koenzim berpartisipasi dalam metabolisme karbohidrat, emak dan protein, serta mengubah triptofan menjadi niasin.
• Kurang nafsu makan, lesu, sakit otot, depresi,.
• Amenia, pucat, dermatitis dan kulit menjadi sensitif.
9. Vitamin M = Asam Folat
C19H19O6N7
• Sayuran hijau, brokoli, ragi, benih gandum, kacang, tumbuhan polong, buah-buahan (pisang, limon, strawberi)
• Daging sapi, hati, ginjal. • Pembuatan koenzim yang penting untuk memproduksi sel-sel darah merah dan molekul-molekul protein.
• Membentuk asam nukleat (DNA, RNA) dalm penggantian sel-sel tubuh.
• Metabolisme kelompok metil. • Peradangan lidah, diare, penurunan berat badan, lesu.
• Menyebabkan kekurangan vitamin B12.
• Megaloblastasis (kegagalan sel darah merah menjadi dewasa), yang terjadi dalam sumsum tulang.
• Anemia.
• Kekurangan asam folat.
Sumber: Moh. Amin, 1998
Tabel Vitamin yang Larut dalam Lemak
No. Vitamin Sumber Fungsi Defisiensi/Avitaminosis
1. Vitamin A (Aseroftol) • Karoten: sayuran dan buah-buahan berwarna kuning dan merah, seperti: wortel, pisang, pepaya.
• Hati, susu, mentega, minyak ikan, kuning telur. • Memelihara kesehatan mata, kulit, tulang, gigi. • Kulit kasar, lelah, peradangan mata, gangguan lapisan epitel, mukosa sepanjang alat-alat pernapasan, dan pencernakan.
2. Vitamin D (Ergosterol/ Kalsiferol) • Minyak ikan, susu, telur, sinar ultraviolet pada kulit. • Mengabsorpsi fosfor, membentuk dan memelihara tulang dan gigi.
• Metabolisme kalsium. • Pada bayi rakhitis
• Dewasa osteomalasia
3. Vitamin E (Tokoferol) • Biji gandum, minyak tumbuhan, tumbuhan polongan, tumbuhan hijau, kecambah. • Pelindung sel-sel darah merah, berfungsi dengan enzim-enzim tertentu. • Sel-sel darah merah pecah, penimbunan lemak pada otot, terutama pada bayi.
4. Vitamin K (filokinon) • Tumbuhan hijau: bayam, kangkung, kubis,
• Hati, daging, dibuat oleh bakteri usus. • Membantu dalam pembentukan darah yang normal.
• Bertanggung jawab dalam pembentukan protrombin dalam hati. • Pembekuan darah lamban, pendarahan, dan memperlambat penyembuhan luka.
Sumber; Moh. Amin, 1998
e. Mineral
Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh. Defisiensi mineral dalam tubuh akan mengganggu proses metabolisme. Unsur-unsur mineral dibagi menjadi dua golongan, yaitu unsur-unsur makro (makroelemen) dan unsur-unsur mikro (mikroelemen).
1) Makroelemen.
Unsur-unsur makroelemen adalah unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tubuh. Contoh: natrium (Na), kalsium (Ca), kalium (K), magnesium (Mg), fosfor (P), klor (Cl), dan belerang (S)
2) Mikroelemen.
Unsur-unsur mikroelemen adalah unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tubuh. Contoh: besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), molibdenum (Mo), dan selenium (Se). Adapun sumber, fungsi, dan defisiensi unsur-unsur mineral dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Unsur-unsur Makroelemen dan Mikroelemen
No. Mineral Sumber Fungsi Defisiensi
1. Fosfor (P) • Susu, kuning telur, daging, unggas, ikan.
• Serealia, kacang, tumbuhan polong • Membentuk dan memelihara tulang dan gigi.
• Mengatur keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
• Mengatur aktifitas hormonal.
• Berperan dalam metabolisme zat makanan.
• Penting untuk efektifitas beberapa vitamin.
• Unsur utama dari semua sel tubuh.
• Kontraksi otot. • Tulang dan gigi rapuh.
• Kehilangan nafsu makan.
• Berat badan turun.
• Rakhitis.
• Lesu.
• Anoreksia.
• Sakit pada tulang.
2. Kalsium (Ca) • Susu, kerang, ikan, keju.
• Sayuran: kubis, brokoli, biji-bijian, tumbuhan polong. • Memelihara tulang dan gigi.
• Berperan dalam proses pembekuan darah.
• Membantu dalam mentransmisi impuls saraf melalui sistem saraf.
• Mengatur kontraksi dan relaksasi serabut otot.
• Melindungi tubuh terhadap absorpsi zat kimia radioaktif tertentu.
• Memelihara fungsi otot jantung.
• Mengaktifkan enzim-enzim tertentu.
• Membantu proses penggumpalan darah. • Pembekuan darah yang lambat, sukar jika terjadi luka.
• Tulang menjadi rapuh/lunak
• Penyakit rakhitis.
• Pertumbuhan terlambat.
• Pembentukan tulang dan gigi menjadi jelek.
• Hipokalsemia.
• Kejang otot.
3. Kalium (K) • Daging, unggas
• Serealia, buah-buahan dan sayuran. • Memelihara keseimbangan air di dalam sel-sel tubuh.
• Transmisi impuls saraf
• Memelihara keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
• Sebagai katalisator reaksi kimia dan biologis dalam tubuh.
• Memelihara denyut jantung.
• Mengatur pelepasan insulin dari pankreas.
• Membantu dalam kontraksi otot dan pertumbuhan. • Kelemaham otot.
• Gangguan pernapasan.
• Denyut jantung tidak normal.
4. Natrium (Na) • Garam dapur, daging, unggas, ikan, telur, susu. • Memelihara kesimbangan cairan tubuh dan nilai osmotik.
• Memelihara keseimbangan pH dan asam-asam.
• Mengatur permeabilitas sel, fungsi alat dan transmisi impuls-impuls saraf • Gangguan pada jantung dan ginjal.
• Muak, kelelahan, dan kejang otot
• Suhu tubuh naik.
• Nilai osmotik ekstraseluler turun.
5. Belerang (S) • Buah-buahan, sayuran, tumbuhan polong, kacang.
• Telur, daging, susu, keju, makanan berprotein • Membantu dalam penyimpanan dan pembebasan energi.
• Meningkatkan kerja enzim tertentu.
• Memelihara otot dan saraf.
• Meningkatkan proses pembekuan darah.
• Sebagai komponen substansi tubuh yang diperlukan dalam proses detoksifikasi.
• Sebagai komponen struktural asam nukleat dan vitamin serta asam-asam lemak. • Belum diketahui
• Anemia.
• Gondok.
• Pendengaran berkurang.
6. Klor (Cl) • Garam dapur, daging, susu, telur. • Memelihara keseimbangan air dan asam-basa dalam tubuh.
• Berperan dalam pembentukan asam hidroksida.
• Berperan sebagai komponen HCl dalam lambung.
• Mengatur aktifitas enzim-enzim tertentu.
• Memudahkan transfer karbondioksida dari darah ke paru-paru.
• Membantu dalam memelihara keseimbangan cairan, elektrolit, asam-basa, dan tekanan osmotik, dalam bagian rongga tubuh. • Hilangnya rambut dan gigi.
• Gangguan pencernakan, muak dan kelelahan.
7. Magnesium (Mg) • Tumbuhan polong, biji padi, serealia
• Daging, susu. • Sintesis protein
• Respirasi seluler.
• Sebagai katalisator dalam beberapa reaksi kimia dan biologis yang melibatkan ATP dan ADP.
• Unsur penting tulang, otot, dan sel darah merah.
• Penting untuk kesehatan otot dan saraf dan metabolisme untuk menghasilkan energi. • Gangguan mental, emosi, dan otot-otot
• Kontraksi otot terganggu.
• Fungsi ginjal terganggu.
• Peredaran darah terganggu.
8. Zat besi (Fe) • Sayuran, buah-buahan, biji padi-padian, serealia, kentang.
• Daging, hati, susu, kuning telur. • Berperan dalam respirasi seluler sebagai bagian hemoglobin dan miglobin.
• Mengatur berbagai reaksi kimia dan biologis dalam tubuh.
• Membentuk hemoglobin dan sel darah merah.
• Konstituen enzim-enzim seluler. • Anemia, lesu, pusing, berat badan menurun, pucat pada kulit.
9. Yodium (I) • Garam yang telah diberi yodium, ikan laut, makanan dari tumbuhan dan hewan yang hidup pada tempat mengandung garam. • Membantu fungsi kelenjar tiroid.
• Pembentukan hormon-hormon dalam kelenjar tiroid (tiroksin). • Penyakit gondok.
• Penyakit kritinisme (kemunduran fisik dan mental).
10. Seng (Zn) • Makanan laut terutama tiram.
• Hati, daging, susu, kuning telur. • Membantu dalam penyembuhan luka dan kesehatan kulit,dan pembentukan enzim-enzim.
• Penting untuk pertumbuhan.
• Berperan dalam metabolisme lemak, protein, karbohidrat.
• Berperan dalam perkembangan seksual, pertumbuhan dan kemampuan reproduksi.
• Ketajaman terhadap rasa dan bau-bauan. • Kecepatan pertumbuhan terhambat.
• Penyembuhan luka terhambat.
• Ketajaman terhadap rasa dan bau-bauan menurun.
• Menjadi kerdil, anemia.
11. Fluor (F) • Ikan, garam berfluor.
• Susu, kuning telur daging, otak. • Menguatkan tulang dan gigi.
• Meningkatkan daya tahan terhadap pembusukan/ kerusakan gigi.
• Melindungi terhadap kekurangan magnesium, osteoporosis, dan penyakit periodental. • Kerusakan gigi yang berlebihan.
12. Zat Tembaga (Cu) • Tumbuhan polong, biji padi-padian, kismis, kacang.
• Ginjal, hati, kerang. • Penting untuk pembentukan hemoglobin sel-sel darah merah.
• Sebagai komponen enzim dan protein.
• Mengabsorpsi unsur besi.
• Sintesis substansi seperti hormon.
• Memelihara fungsi sistem saraf dan kimia darah yang normal. • Anemia, gangguan pada saraf dan tulang, dan luka-luka pada kulit.
Sumber: Moh. Amin, 1998
B. Sistem Pencernakan Makanan pada Manusia
Makanan supaya dapat digunakan oleh tubuh maka harus dicernakan lebih dahulu, sehingga dihasilkan sari-sari makanan yang dapat diedarkan oleh darah dan dapat diserap oleh sel-sel tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan serta mengganti sel-sel yang rusak. Berdasarkan prosesnya pencernakan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Secara mekanis, yaitu pencernakan yang dilakukan secara mekanis misalnya: gigi mengunyah makanan, lidah membalik makanan, lambung meremas makanan.
2. Secara kimiawi, yaitu pencernakan makanan dengan mengunakan enzim sehingga dapat dihasilkan sari-sari makanan yang siap diedarkan keseluruh tubuh.
Proses pencernakan makanan dari mulut hingga terbentuk sari-sari makanan yang siap diedarkan dan sampai proses pengeluaran diselenggarakan sebagai berikut:
1. Ingesti, pemasukan makanan melalui mulut.
2. Mastikasi, proses pengunyahan oleh gigi.
3. Deglutisi, proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti, pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi, proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi, pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
1. Alat/Organ Pencernakan Makanan
Sistem pencernakan makanan dibangun oleh beberapa alat/organ, antara lain: mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar serta alat-alat pencernakan lainnya seperti: gigi, kelenjar ludah, pankreas, hati, kantong empedu, dan kelenjar-kelenjar pencernakan lainnya.
a. Mulut.
Mulut adalah suluran pencernakan yang dilalui oleh makanan pertama kali. Pada rongga mulut terdapat organ-organ, seperti: gigi, lidah, kelenjar ludah, dan ludah.
1) Lidah.
Lidah merupakan alat pencernakan makanan yang berfungsi:
a) Sebagai indera pengecap, sensitif terhadap rasa manis, asin, pahit dan masam.
b) Membantu mengunyah makanan.
c) Membantu menelan makanan.
d) Membantu mencampur makanan dan mempertahankan makanan agar tetap berada diantara gigi-gigi.
e) Membantu bicara.
2) Kelenjar ludah.
Kelenjar ludah menghasilkan ludah untuk membantu mencernakan makanan. Di dalam mulut terdapat tiga kelenjar ludah, antara lain:
a) Kelenjar parotis (glandula parotis): menghasilkan cairan.
b) Kelenjar submandibularis (glandula submandibularis): mengeluarkan air dan lendir.
c) Kelenjar sublingualis (glandula sublingualis): mengeluarkan air dan lendir.
3) Ludah (saliva).
Ludah disekresikan oleh kelenjar ludah kira-kira 1600 cc setiap hari dan 99% air ludah terdiri atas air, sisanya terdiri atas garam, urea, lendir, bikarbonat, amilase, lisozim, dll, dan mempunyai pH antara 6,8-7,0. Adapun fungsi ludah adalah:
a) Membantu memudahkan pencernakan.
b) Mengubah amilum menjadi maltosa, yaitu enzim ptealin/amilase.
c) Membantu melarutkan makanan dalam mulut.
d) Melindungi pengaruh asam dan basa.
e) Melindungi pengaruh panas dan dingin.
4) Gigi.
Gigi atau dentis memiliki peranan dalam proses pencernakan guna memotong-motong makanan yang ukurannya besar menjadi berukuran kecil sehingga memungkinkan enzim pencernakan lebih efisien dan lebih cepat mencernakan makanan menjadi molekul kecil. Selama pertumbuhan dan perkembangannya yang normal, mulut manusia mengembangkan dua perangkat gigi, yaitu gigi sulung atau gigi susu yang kemudian diganti oleh gigi tetap. Adapun rumus gigi sulung dan gigi tetap, sebagai berikut:
a) Rumus gigi sulung.
Rahang Atas M2 : C1 : I2 I2 : C1 : M2
Rahang Bawah M2 : C1 : I2 I2 : C1 : M2
b) Rumus gigi tetap.
Rahang Atas M3 : P2 : C1 : I2 I2 : C1 : P2 : M3
Rahang Bawah M3 : P2 : C1 : I2 I2 : C1 : P2 : M3
Keterangan:
I = gigi seri (incicivus) berjumlah 8 buah
C = gigi taring (canninus) berjumlah 4 buah
P = geraham pertama (premolar) berjumlah 8 buah
M = geraham (molar) berjumlah 12 buah
Jadi gigi sulung berjumlah 20 buah, sedang gigi tetap berjumlah 32 buah. Gigi-gigi ini berfungsi antara lain:
a) Gigi seri untuk memotong makanan
b) Gigi taring untuk merobek makanan
c) Gigi geraham untuk mengunyah makanan.
Gigi sebagai alat untuk mengunyah, memotong dan merobek makanan tertanam dalam rahang dan dilindungi oleh gusi. Struktur gigi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a) Mahkota gigi (corona), dapat dilihat dalam mulut dan mempunyai bentuk yang berbeda-beda.
b) Leher gigi (colum), merupakan batas antara mahkota gigi dengan akar gigi.
c) Akar gigi (radix), merupakan bagian gigi yang tertanam dalam rahang, ujung akar gigi merupakan bagian akar gigi sebagai tempat keluar dan masuknya serabut saraf dan pembuluh darah.
Gigi terbentuk dari jaringan gigi yang terdiri:
a) Email (glazur atau enamel), merupakan lapisan keras yang menutupi mahkota gigi, dan jaringan yang paling keras dalam tubuh.
b) Tulang gigi (dentin), merupakan jaringan yang berwarna kekuningan yang membentuk gigi.
c) Sumsum gigi (pulpa), Merupakan suatu rongga pada bagian tengah gigi yang berisi serabut saraf dan pembuluh darah.
d) Semen (sementum), merupakan jaringan semacam tulang yang menutupi akar gigi.
b. Kerongkongan (esofagus)
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran makanan dari mulut menuju lambung dengan panjang ± 25 cm dan lebar 2 cm. Fungsi esofagus adalah menghasilkan lendir dan mendorong makanan ke dalam lambung melalui gerak peristaltik. Gerak peristaltik adalah gerakan kembang kempis saluran kerongkongan berupa pipa yang berbelit-belit/meliuk-liuk untuk mendorong makanan kearah lambung.
c. Lambung (gaster/ventrikulus).
Makanan di kerongkongan dengan menggunakan gerak peristaltik didorong menuju lambung. Lambung merupakan alat pencernakan yang berupa kantung berbentuk huruf S, terletak pada bagian kiri atas perut di bawah diafragma. Lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut:
1) Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.
2) Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
3) Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Dinding lambung terdiri atas tiga lapisan otot, yaitu:
1) Lapisan otot memanjang di bagian luar.
2) Lapisan otot melingkar di bagian tengah.
3) Lapisan otot miring di bagian terdalam.
Pada bagian perbatasan antara lambung dengan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara reflex akan terbuka jika ada makanan masuk. Pada bagaian antara usus dengan pylorus terdapat otot sfinkter pilorus.
Kelenjar-kelenjar pada didnding lambung mengahsilkan suatu getah pencernakan yang disebut getah lambung. Getah lambung adalah suatu campuran zat-zat kimia yang sebagian besar terdiri dari air dan juga mengandung HCl, pepsin, renin, lipase.
1) Asam klorida (HCl).
Menyebabkan lambung mempunyai kadar asam tinggi, fungsinya HCl adalah:
a) Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin
b) Merangsang sekresi getah lambung
c) Mencegah terjadinya fermentasi oleh bakteri
d) Mengontrol membuka dan menutupnya klep antara lambung dengan usus halus.
e) Membunuh bakteri yang masuk bersama makanan.
2) Pepsin.
Enzim yang berfungsi mengubah protein menjadi protease atau pepton.
3) Renin.
Enzim yang berfungsi untuk meggumpalkan protein susu (kasein)
4) Lipase.
Enzim yang berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
5) Mukus/lendir.
Mukus/lendir adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel dinding lambung. Mukus berfungsi melindungi sel-sel dinding lambung dari HCl ataupun dari enzim pemecah protein.
d. Usus Halus.
Usus halus merupakan suatu saluran yang panjang dengan banyak lipatan/lekukan di dalamnya yang disebut vili/jonjot usus. Vili berfungsi untuk memperluas permukaan usus halus yang panjangnya lebih kurang 6,5 m dan lebarnya lebih kurang 25 mm. Usus halus terdiri atas:
1) Duodenum/usus 12 jari.
Usus 12 jari panjangnya ± 25 m. Pada usus halus bermuara dua saluran, yaitu saluran empedu (ductus hepaticus), yang berasal dari hati dan saluran pankreas (ductus cysticus). Cairan empedu berasal dari hati, berwarna kuning kehijauan. Cairan empedu terdiri atas:
a) Mengandung garam-garam organik.
b) Zat warna bilirubin dan biliverdin.
c) Mengandung garam-garam mineral.
d) Mengandung kolesterol
e) Musin, berfungsi membasahi dan melicinkan duodenum.
Fungsi empedu adalah:
a) Merubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
b) Mengurangi tegangan permukaan sehingga lemak berubah menjadi emulsi lemak.
c) Mengaktifkan lipase.
d) Membantu penyerapan vitamin K.
Fungsi hati adalah:
a) Sebagai pusat distribusi makanan.
b) Membunuh bibit penyakit (penawar racun).
c) Merubah provitamin A menjadi vitamin A
d) Menghancurkan eritrosit.
e) Menyimpan glikogen.
Saluran pankreas berisi cairan pankreas yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Cairan pankreas berisi enzim amilase, tripsin, dan lipase. Selain enzim juga dihasilkan NaHCO3 yang berfungsi menetralisir suasana asam pada usus. Fungsi enzim-enzim pankreas, yaitu:
a) Amilum, oleh amilase → maltosa.
b) Lipid, oleh lipase → asam lemak + gliserol.
c) Pepton, oleh tripsin → asam amino.
2) Jejenum/usus kosong.
Merupakan bagian dari usus halus yang selalu ditemukan dalam keadaan kosong pada mayat. Berfungsi sebagai tempat penyelesaian dari semua proses penceranakan makanan.
3) Ileum/usus penyerapan.
Merupakan bagian dari usus halus, terdapat beberapa kelenjar yang menghasilkan getah usus yang mengandung enzim. Enzim-enzim itu antara lain:
a) Sukrosa, oleh sukrase → glukosa + fruktosa.
b) Maltosa, oleh maltase → 2 molekul glukosa.
c) Laktosa, oleh laktase → glukosa + galaktosa.
d) Polipeptida, oleh peptidase → asam amino.
e) Nukleosida, oleh nukleosidase → basa nitrogen + gula pentosa.
f) Tripsinogen, oleh enterokinase → tripsin.
g) Nukleotida, oleh nukleotidase → nukleosida + fosfat.
e. Kolon/usus besar.
Panjang usus halus ± 1 m dengan diameter ± 6,5 cm. Usus besar merupakan saluran terakhir dari saluran pencernakan. Pada pertemuan usus halus dan usus besar terdapat suatu penyempitan yang disebut klep ileosekum sehingga makanan tidak dapat kembali ke usus halus. Fungsi usus besar/kolon, antara lain:
a) Penyerapan air
b) Proses pembusukan oleh bakteri E. coli.
c) Menghasilkan vitamin K dan B12.
d) Menampung zat-zat buangan sebelum defekasi. Defekasi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil pencernakan makanan melalui anus.
f. Rektum/anus.
Merupakan bagian akhir dari saluran pencernakan.
2. Kelainan dan gangguan pada sistem pencernakan pada manusia, antara lain:
1) Gastritis adalah suatu radang yang akut atau kronis pada lapisan mukosa dinding lambung yang disebabkan oleh makanan yang kotor, dan radang yang kronis disebabkan oleh kelebihan asam lambung.
2) Hepatitis (radang hati menular) disebabkan infeksi virus pada hati.
3) Diare disebabkan oleh infeksi bakteri, diet yang jelek, zat-zat beracun, rasa gelisah, atau makanan yang dapat menyebabkan iritasi pada dinding usus.
4) Keracunan makanan disebabkan oleh bakteri. Gejalanya adalah muntah-muntah, diare, nyeri rongga dada dan perut, dan demam.
5) Hemeroid adalah pembengkaan vena di daerah anus. Gejalanya adalah rasa gatal-gatal, nyeri dan pendarahan.
6) Radang usus buntu (apendisitis) yaitu umbai cacing membengkak, meradang, dan terisi oleh nanah.
7) Kanker lambung, gejalanya merasa panas, kehilangan nafsu makan, ketidak sanggupan mencerna, sedikit rasa muak, rasa gembung, gelisah sesudah makan,dan timbul rasa nyeri pada lambung.
8) Sembelit usus besar mengabsorpsi air secara berlebihan dari feses dan menyebabkan feses kering dan keras serta pengeluaran menjadi sulit.
9) Bakteri Salmonella menyebabkan penyakit semacam demam tifus dan paratifus.
10) Bakteri Stafilokokus. Gejala seperti keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella.
11) Bakteri Clostridium botulinum adalah suatu bentuk keracunan makanan yang berbahaya dan fatal yang disebut botulisma. Gejalanya kelumpuhan, penglihatan kabur, menyerang sistem saraf.
12) Serestomia, merupakan gangguan sistem pencernakan yang disebabkan oleh sedikitnya produksi air liur.
13) Perotinitis, merupakan infeksi pada selaput rongga perut (peritonium).
14) Maag, Merupakan gangguan pada lambung yang berakibat rasa perih pada dinding lambung. Gejalanya: rasa mual, mulas, kembung. Dipicu oleh pola makan yang tidak teratur, minuman beralkohol, dan stres.
C. Sistem Pencernakan pada Hewan Memamah Biak (ruminansia).
Perbedaan antara sistem pencernakan pada hewan memamah biak dengan manusia terutama terletak pada susunan dan fungsi gigi dan lambungnya. Adapun susunan saluran pencernakan pada hewan memamah biak sebagai berikut:
1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi pada hewan memamah biak adalah:
a) Gigi seri (insisivus), bentuk sesuai untuk menjepit rumput dan daun.
b) Gigi taring (caninus), tidak berkembang.
c) Gigi geraham belakang (molare), berbentuk datar dan lebar.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm. Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung dan disini tidak terjadi proses pencernakan makanan.
3. Lambung (Ventrikulus).
Lambung ruminansia terdiri atas empat ruangan, yaitu:
a. Rumen (perut besar)
b. Retikulum (perut jala)
c. Omasum (perut buku)
d. Abomasum (perut kelenjar)
1) Rumen (perut besar)
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan. Di dalam rumen terdapat bakteri dan protozoa yang menghasilkan enzim pemecah polisakarida, seperti: hidrolase, amilase, oligosakarida, glikosidase, selulase (pemecah selulosa). Enzim pemecah protein yaitu enzim proteolitik.
2) Retikulum (perut jala)
Pada retikulum makanan diaduk-aduk dan dikembalikan atau didorong ke mulut untuk dikunyah kembali. Dan kemudian makanan ditelan lagi masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum.
3) Omasum (perut buku)
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang menghasilkan enzim sehingga makanan menjadi lebih halus dan air diserap kembali, kemudian makanan masuk ke abomasum.
4) Abomasum (perut kelenjar)
Di dalam abomasums makanan dicernakan lagi dengan bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum merupakan perut yang sebenarnya.
5) Usus Halus.
Pada usus halus sari-sari makanan di serap oleh dinding usus kemudian oleh darah diedarkan keseluruh tubuh.
6) Usus besar.
Pada usus besar terjadi penyimpanan sementara sisa-sisa makanan.
7) Rektum.
Rektum merupakan poros usus/ujung luar saluran pencernakan yang akan dilalui oleh feses.
Urutan pencernakan pada hewan memamah biak (ruminansia) adalah: mulut → rumen → retikulum → mulut → rumen → retikulum → omasum → abomasum → usus halus → usus besar → rektum/anus.

Selasa, 04 Mei 2010

Jamur/Fungi

KINGDOM FUNGI/JAMUR
Jamur/fungi merupakan organisme yang hidup secara heterotrop yaitu saprofit atau parasit dan ada yang bersimbiosis. Sebagai organisme saprofit, jamur berperan sebagai pengurai utama, yaitu menguraikan sampah organik atau menguraikan sisi-sisa makhluk hidup yang telah mati. Sedangkan sebagai parasit hidupnya merugikan makhluk hidup lain.
A. Ciri-ciri jamur:
1. Struktur tubuh jamur.
a. Jamur mempunyai inti/nukleus eukariotik, yaitu intinya sudah mempunyai membran inti.
b. Tubuhnya ada yang bersel satu (uniseluler) dan ada yang bersel banyak (multi seluler)
c. Struktur tubuhnya disesuaikan dengan cara memperoleh makanan dan reproduksinya
d. Dinding sel tersusun atas zat kitin
e. Jamur tidak mempunyai klorofil.
f. Mempunyai zat warna yang berbeda-beda terutama pada badan/tubuh buah.
g. Jamur belum mempunyai akar, batang, dan daun sehingga disebut talus.
h. Tubuhnya terdiri atas hifa yang disusun dari sel-sel memanjang dan dinding sel pada umumnya diperkuat dengan kitin, hanya beberapa yang mempunyai dinding sel dari selulosa.
i. Hifa merupakan jalinan/anyaman benang-benang yang bercabang-cabang ke berbagai arah yang membentuk miselium. Miselium adalah bagian tubuh jamur yang berperan untuk menyerap zat makanan dari bahan organik tempat hidupnya. Hifa ada yang bersekat-sekat dan ada yang tidak bersekat-sekat.
j. Pada sejumlah jamur bersel banyak, benang hifa membentuk alat reproduksi
2. Tempat hidup jamur.
Jamur hidup pada tempat yang kaya zat organik, lembab, agak asam, serta kurang cahaya. Jamur dapat hidup pada rentang suhu yang luas yaitu antara 00C sampai 370C.
3. Cara hidup jamur.
a. Saprofit, yaitu jamur memperoleh makananya dengan jalan menguraikan zat organik seperti sampah organik dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati.
b. Jamur sebagai parasit memperoleh makanannya dari tubuh inangnya yaitu hewan atau tumbuhan.
c. Beberapa jamur bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan.
4. Reproduksi jamur.
Cara reproduksi jamur ada dua cara, yaitu:
a. Secara aseksual
Secara aseksual dilakukan dengan cara membelah diri, yaitu menghasilkan dua sel anak yang serupa, penguncupan (pembentukan kuncup) yaitu sel anak dihasilkan dari penonjolan kecil pada sel inang, atau pembentukan spora cara ini berfungsi untuk menyebarkan spesiesnya dalam jumlah besar. Spora aseksual dihasilkan dari pembelahan sel secara mitosis dan spora seksual di peroleh dari pembelahan secara meiosis. Adapun macam-macam spora aseksual adalah sebagai berikut:
1) Konidiospora (konidia), dibentuk di ujung atau sisi suatu hifa. Jenisnya ada dua macam, yaitu mikrokonidium (bersel satu dan berukuran kecil) dan makrokonidium (ber sel banyak dan berukuran besar).
2) Oidium/artrospora, yaitu spora bersel satu yang terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
3) Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus. Jenisnya ada dua macam yaitu: aplanospora merupakan sporangiospora non motil (tidak dapat bergerak) dan zoospora adalah sporangiospora yang motil (bergerak) karena memiliki flagel.
4) Klamidospora, spora bersel satu berdinding tebal, sangat resisten terhadap keadaan buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatik.
5) Blastospora merupakan tunas/kuncup dari sel-sel jamur bersel satu (khamir).
b. Secara seksual.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium terjadi secara singami, yaitu persatuan dua sel gamet dan terjadi dua tahap, tahap pertama terjadi plasmogami (peleburan sitoplasma) sedangkan tahap dua adalah kariogami (peleburan inti). Reproduksi secara seksual lebih jarang dilakukan dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan secara aseksual dan hanya terjadi dalam keadaan tertentu. Adapun macam-macam spora seksual pada jamur adalah sebagai berikut:
Macam-macam Spora Seksual Jamur
No. Macam spora seksual Keterangan
1. Askospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam kantung yang dinamakan askus. Dalam setiap askus terdapat askospora.
2. zygospora Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari ujung-ujung dua hifa yang serasi yang dinamakan gametangia.
3. Basidiospora Merupakan spora bersel yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
4. Oospora Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan antara gamet betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium), sehingga akan terjadi pembuahan dan akan menghasilkan oospora.
B. Klasifikasi Jamur.
Jamur mempunyai ciri-ciri yang berbeda tentang struktur tubuh buah dan tahap-tahap reproduksi seksual dalam daur hidupnya. Kingdom fungi dikelompokkan dalam empat divisi, yaitu: zygomycotina, ascomycotina, Basidiomycotina, dan deuteromycotina. Adapun ciri ke empat divisi jamur terdapat pada tabel berikut ini:
1. Divisi Zygomycotina.
a. Ciri-ciri zygomycotina
Ciri-ciri zygomycotina sebagai berikut:
1) Habitat di darat sebagai saprofit
2) Dinding sel tersusun dari zat kitin
3) Tubuhnya berupa hifa yang bercabang-cabang tidak bersekat dan membentuk miselium.
4) Mempunyai tiga jenis hifa, yaitu hifa yang menjalar dipermukaan substrat disebut stolon, hifa yang menembus ke dalam substrat seperti akar disebut rizoid, dan hifa yang menjulang ke atas dan membentuk sporangium disebut sporangiofor.
5) Tidak menghasilkan spora berflagel.
6) Reproduksi seksual dihasilkan zigospora
7) Reproduksi secara aseksual dihasilkan sporangiospora
b. Reproduksi Zygomycotina.
Reproduksinya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Reproduksi secara aseksual
Reproduksi secara aseksual dilakukan di dalam sporangium/kotak spora yang menghasilkan spora/sporangiospora yang kemudian sporangium pecah sehingga sporangiospora menyebar ke lingkungan dan pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru.
2) Reproduksi secara seksual.
Reproduksi secara seksual dilakukan secara konjugasi antara hifa (+) dan hifa (-) dan dihasilkan spora. Adapun cara reproduksi seksual sebagai berikut:
a) Hifa dari talus (+) dan talus (-) saling berdekatan.
b) Tumbuh cabang benang hifa dari hifa (-) dan hifa (-) yang berdekatan. Di ujung benang hifa tadi tumbuh bakal gametangium.
c) Bakal gametangium berubah menjadi gametangium yang berisi banyak inti haploid (n).
d) Dinding gametangium pecah dan inti (+) bergabung dengan inti (-) membentuk inti diploid (2n). Persatuan dua gametangium (+) dan gametangium (-) membentuk zigospora yang berisi banyak inti diploid (2n).
e) Zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam, di dalamnya juga berisi makanan cadangan antara lain lemak. Inti diploid hanya satu yang hidup, yang lainnya mengalami degenerasi. Inti ini membelah secara meiosis dan hanya satu yang dapat terus hidup. Zigospora akan beristirahat dalam waktu yang lama.
f) Setelah lama beristirahat spora dapat tumbuh jika ada substrat yang cocok, membentuk sporangium dengan sporangiofor. Inti haploid membelah secara mitosis menjadi inti spora yang terbentuk pada sporangium.
g) Jika sporangium matang dindingnya akan robek dan sporanya tersebar, menghasilkan spora (+) atau spora (-).
h) Spora tumbuh menjadi miselium baru.
i) Contoh pada Rhizophus/jamur tempe.
c. Contoh jamur divisi zygomycotina adalah:
1) Rhizopus oryzae, jamur untuk membuat tempe, mempunyai kemampuan memecah protein dan lemak.
2) Rhizopus oligosporus untuk membuat tempe.
3) Rhizopus stolonifer , tumbuh pada roti yang sudah berjamur.
4) Rhizophus nigricans, mampu menghasilkan asam fumarat. Dibawah ini gambar Rhyzopus oryzae
5) Mucor mucedo, hidup pada kotoran ternak dan roti, miselium tumbuh di dalam substrat. Sporangium tumbuh di ujung hifa dan dihasilkan spora bulat, berdinding tebal dan berint banyak. Jika sporangium pecah, spora akan tersebar secara pasif.
2. Divisi Ascomycotina.
a. Ciri-ciri ascomycotina.
1) Hifanya telah memiliki sekat dan berinti banyak.
2) Tubuhnya ada yang bersel satu/uniseluler dan bersel banyak/multiseluler.
3) Mempunyai keanekaragaman yang besar diantara kingdom fungi.
4) Cara hidupnya sebagai parasit, saprofit dan ada yang bersimbiosis dengan alga biru dan alga hijau bersel satu membentuk lumut kerak (likenes)
5) Reproduksi secara aseksual menghasilkan spora aseksual yang dihasilkan di dalam konidium.
6) Reproduksi secara seksual dihasilkan askospora yan dibentuk didalam askus. Askus berasal dari bahasa yunani yang artinya kantong. Beberapa askus dapat membentuk tubuh buah yang disebut askokarp.
b. Reproduksi ascomycotina.
Jamur ascomycotina dapat bereproduksi secara aseksual dan secara seksual, sebagai berikut:
1) Reproduksi secara aseksual.
Reproduksi secara aseksual dihasilkan tunas pada jamur bersel satu/uniseluler, dan konidiospora/konidia pada jamur bersel banyak/multiseluler. Konidiospora dibentuk didalam ujung hifa khusus yang disebut konidiofor.
2) Reproduksi secara seksual.
Reproduksi secara seksual dilakukan di dalam askus. Askus merupakan kantong spora yang menghasilkan askospora. Askospora akan mengumpul membentuk tubuh buah yang disebut askokarp/askoma. Adapun tahapan dalam reproduksi seksual jamur ini sebagai berikut:
a) Spora askus/askospora tumbuh menjadi benang hifa yang bercabang-cabang.
b) Satu/beberapa sel pada ujung hifa berdeferensiasi menjadi alat kelamin betina (askogonium), sedangkan ujung hifa lainnya membentuk alat kelamin jantan ( anteridium). Anteridium dan askogonium terletak berdekatan dan keduanya memiliki sejumlah inti haploid.
c) Pada askogonium tumbuh semacam saluran (trikogen) yang menghubungkan askogonium dengan anteridium.
d) Melalui trikogen, inti anteridium bergerak menuju inti askogonium sehingga terbentuk inti yang berpasangan di dalam askogonium.
e) Pada saat bersamaan askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis dan tetap berpasangan.
f) Hifa askogonium tumbuh dan membentuk septa bercabang. Bagian askogonium berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya berinti dua. Bagian ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.
g) Hifa askogonium berkembang disertai pertumbuhan miselium vegetatif yang kompak membentuk tubuh buah.
h) Dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid yang kemudian membelah secara meiosis untuk menghasilkan delapan askospora. Askospora yang jatuh pada lingkungan yang sesuai akan tumbuh membentuk hifa (miselium baru).
c. Contoh jamur ascomycotina.
1) Saccharomyces cerevisiae.
a) Merupakan jamur bersel satu/uniseluler
b) Jamur ini dikenal dengan nama ragi/kamir/yeast.
c) Digunakan untuk membuat tape, alkohol, roti dan bir.
d) Jamur ini banyak dijumpai pada kulit buah-buahan.
e) Tidak mempunyai hifa, tubuh buah, selnya berbentuk bulat.
f) Reproduksi secara aseksual membentuk kuncup kecil (budding) atau tunas.
g) Reproduksi secara seksual, yaitu sel ragi yang haploid (n) bersatu dengan sel ragi haploid yang lain, kemudian akan menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot kemudian membesar sehingga akan membentuk askus, kemudian intinya akan mengalami pembelahan meiosis yang menghasilkan 8 buah inti baru haploid kemudian tumbuh menjadi 8 spora haploid (spora askus) yang akan tumbuh menjadi sel baru.
h) Reaksi/proses pembuatan roti sehingga roti mengembang dengan menggunakan yeast:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(gula) (alkohol) (karbon dioksida)
2) Saccharomyces tuac, dapat digunakan untuk fermentasi air nira menjadi tuak.
3) Saccharomyces ellipsoides, dapat digunakan untuk fermentasi anggur menjadi minuman anggur.
4) Penicillium.
a) Hidup sebagai saprofit pada substrat yang mengandung gula seperti nasi, roti, dan buah ranum dengan noda biru atau kehijauan.
b) Reproduksi secara aseksual membentuk konidia.
c) Reprodukasi secara seksual membentuk askus , tetapi dijumpai lebih sering bereproduksi secara aseksual.
d) Bermanfaat menghasilkan antibiotik penisilin
Jenis-jenis penicillium adalah:
1. Penicillium notatum, menghasilkan antibiotik penisilin.
2. Penicillium chrysogenum menghasilkan antibiotik penisilin.
3. Penicillium camemberti, memberi cita rasa pada keju
4. Penicillium roqueforti, memberi cita rasa pada keju dengan mengurangi kadar kasein pada bahan keju.
5) Aspergillus
a) Hidup sebagai saprofit dan parasit pada substrat seperti makanan, pakaian, manusia, burung.
b) Membentuk koloni berwarna abu-abu, hitam, coklat, dan kehijauan.
c) Dapat tumbuh pada tempat beriklim dingin dan tropis.
Jenis-jenis aspergllus adalah:
1. Aspergillus oryzae, digunakan untuk membentuk adonan roti, untuk membuat sake di Jepang, dapat menghasilkan enzim prorease.
2. Aspergillus wentii, digunakan untuk pembuatan kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, menghasilkan enzim protease.
3. Aspergillus niger, digunakan untuk menghilangkan oksigen dari sari buah dan menjernihkan sari buah, menghasilkan enzim glukosa oksidase, pektinase.
4. Aspergillus flavus, menghasilkan racun aflatoksin.yang menyebabkan penyakit kanker pada manusia.
5. Aspergillus fumigatus, menyebabkan penyakit paru-paru.
6) Trichoderma.
a) Menghasilkan enzim selulase untuk menguraikan selulosa sehingga sering disebut bersifat selulotik.
b) Dalam penelitian selulase dapat digunakan untuk memproduksi protein sel tunggal atau Single Cell Protein (SCP).
7) Claviceps.
a) Hidup parasit pada bakal buah graminae
b) Miseliumnya akan membentuk konidium dan mengsilkan embun madu yang manis sehingga mengundang semut datang dan menyebarkan spora ke lingkungan yang cocok.
c) Jika lingkungan tidak menguntungkan miselium akan membentuk badan padat dan kuat, berwarna ungu kehitaman disebut Sklerotium.
d) Jika lingkungan cocok sklerotium akan tumbuh menjadi benang yang ujungnya menghasilkan askospora.
8) Neurospora.
a) Digunakan untuk membuat oncom.
b) Banyak tumbuh pada tongkol jagung rebus yang dihilangkan bijinya
c) Untuk obyek penelitian genetika, yaitu untuk meneliti pengaruh sinar X terhadap peristiwa mutasi.
9)Roselinia arcuata.
a) Jamur ini hidup parasit pada kayu mati.
b) Memiliki askokarp seperti botol/bulat berlubang.
10)Xylaria tabacina.
Bentuknya bulat panjang bertangkai dengan warna kehitam-hitaman. Hidup di pegunungan pada pohon yang busuk.
11)Candida albicans.
Jamur ini dapat menyebabkan penyakit kandidiasis, yaitu suatu penyakit pada selaput lendir mulut vagina dan saluran pencernaan.
3. Divisi Basidiomycotina.
a. Ciri-ciri:
1) Jamur ini dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat.
2) Mempunyai tubuh buah yang bermacam-macam, seperti: payung, bola, papan.
3) Tubuh buah mempunyai bagian-bagian seperti:
a) Stipe (tangkai tubuh buah)
b) Pileus (tudung)
c) Volva (sisa pembungkus yang terdapat didasar tangkai)
d) Lamella(bilah)
4) Tubuh buahnya disebut basidiokarp
5) Cara hidup jamur ini secara saprofit, parasit pada tumbuhan, dan ada yang bersimbiosis membentuk mikoriza pada akar tumbuhan.
6) Kebanyakan bersifat makroskopis dan ada yang bersifat mikroskopis.
7) Hifanya bersekat, sel-selnya memiliki sebuah atau dua buah inti. Hifa yang memiliki sebuah inti disebut hifa primer, sedangkan yang mempunyai dua buah inti disebut hifa sekunder.
8) Anggota jamur ini lebih dari 25000 spesies.
b. Reproduksi Basidiomycotina.
1) Reproduksi secara aseksual
Pembiakan aseksual biasanya terjadi dengan pembentukan konidium.
2) Reproduksi secara seksual.
Reproduksi secara seksual pada basidiomycotina dengan basidium. Basidium merupakan badan yang berasal dari sebuah sel yang membesar yang kemudian membentuk empat tonjolan yang masing-masing berisi sebuah inti. Dan kemudian akan membentuk empat sel yang didalamnya mengandung sebuah basidiospora. Seluruh basidium akan berkumpul membentuk basidiokarp.
c. Daur hidup basidiomycotina.
Daur hidup basidiomycotina sebagai berikut:
1) Basidiospora/konidiospora tumbuh menjadi hifa bersekat dengan satu inti.
2) Ujung dua hifa yang berbeda yaitu hifa (+) dan hifa (-) bersinggungan dan dinding selnya larut. Inti sel dari hifa (+) pindah ke sel dari hifa (-), sehingga dihasilkan sel dengan dua inti (dikariotik).
3) Sel dikariotik tumbuh menjadi miselium dikariotik.
4) Miselium dikariotik tumbuh menjadi badan buah yang bentuknya sesuai dengan badan buah nenek moyangnya.
5) Hifa-hifa dibagian bawah basidiokarp membentuk basidium. Dua inti pada sel basidium bersatu, sehingga dihasilkan inti diploid (2n).
6) Sel basidium membesar, pada ujungnya terbentuk empat buah tonjolan atau sterigma. Sementara itu intinya yang diploid membelah secara reduksi(meiosis), dihasilkan empat inti haploid.
7) Masing-masing inti haploid masuk ke dalam tonjolan. Terbentuk empat spora dengan sebuah inti haploid.
d. Contoh Basidiomycotina.
1) Jamur merang (Volvariella volvacea), tempat hidupnya memerlukan kelembaban yang tinggi.
2) Jamur kuping (Auricularia polytricha), hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk, mempunyai warna coklat kehitam-hitaman.
3) Jamur tiram (Pleurotus sp), tumbuh pada kayu lapuk dan dapat dibudidayakan pada serbuk gergaji.
4) Jamur Shitake merupakan jamur yang hidup pada batang kayu, di budidayakan di Jepang, Cina.
5) Jamur karat (Ustilago scitamiae), basidiumnya bersekat, tidak memiliki basidium yang menggelembung dan tidak memiliki tubuh buah. Hidup pada tanaman jagung dan tebu.
6) Jamur api (Puccinia graminis), ukuran tubuh kecil, siklus hidup berbelit-belit, merupakan parasit pada tanaman, rumput-rumputan (padi) dan tanaman dikotil, memiliki basidium yang bersekat tetapi tidak menggelembung, spora berwarna merah,tidak memiliki tubuh buah.
7) Exobasidium vecans, hidup parasit pada tanaman the.
8) Ganoderma applantum, tidak beracun.
9) Amanita caecaria, tidak beracun.
10) Amanita verna, beracun.
11) Supa mayang (Clavaria zippelli), hidup saprofit pada tanah-tanah hutan, badan buah tegak berbentuk gada dan bercabang-cabang sehingga membentuk bangunan seperti batu karang.
4. Divisi Deuteromycotina
a) Ciri-ciri:
1) Disebut jamur tidak sempurna (Fungi imperfecti), karena reproduksi seksualnya belum diketahui.
2) Anggotanya kurang lebih 25000 spesies.
3) Reproduksi secara aseksual dengan konidia.
4) Banyak yang bersifat parasit.
b) Contoh jamur deuteromycotina.
1) Epidermophyton floccosum, penyebab penyakit kaki atlet.
2) Microsporum, penyebab penyakit kurap.
3) Sclerothium rolfsii, penyebab penyakit busuk pada tanaman budidaya.
4) Helminthosporium oryzae, parasit, merusak kecambah dan buah, menimbulkan noda-noda pada daun, buah yang terserang menyerupai beludru.
5) Tinea versicolor, penyebab panu.
6) Trygophyton, penyebab penyakit kurap.
5. Liken (Lumut kerak).
a. Ciri-ciri:
1) Merupakan organisme hasil simbiosis antara ganggang dan jamur, yaitu simbiosis antara jamur ascomycotina dan basidiomycotina dengan ganggang hijau atau ganggang biru yang bersel satu.
2) Ganggang pada liken dapat hidup tanpa bersimbiosis, tetapi hampir semua jamur pada liken hanya dapat hidup jika bersimbiosis dengan ganggang.
3) Tubuh liken berbentuk talus tipis, pada irisan melintang talus terlihat dibagian luar miselium yang kompak dan dibagian dalam terdapat hifa yang susunannya tidak kompak dan diantaranya terdapat koloni ganggang.
4) Jamur memperoleh makanan dari hasil fotosintesis ganggang sedangkan ganggang memperoleh air dan mineral dari jamur.
5) Habitatnya adalah melekat pada batu atau kulit pohon.
6) Lumut kerak pada batu berperan sebagai tumbuhan pioner/perintis dalam proses pembentukan tanah.
7) Lumut kerak berperan dalam proses pelapukan batuan.
8) Lumut kerak dapat digunakan sebagai tanda adanya polusi udara (indikator biologis dalam ekosistem) karena lumut kerak sangat sensitif terhadap beberapa jenis polutan yang berbahaya seperti: fluorida, logam berat, zat radioaktif, pupuk pertanian, pestisida.
9) Ada tiga tipe utama liken, yaitu:
a) Liken krustose, memiliki talus seperti kerak. Contoh Graphis.
b) Liken foliose, memiliki talus seperti daun, contoh: Parmelia.
c) Liken fruktikose, memiliki talus seperti semak, contoh: Usnea dasifoga.
b. Reproduksi liken.
1) Secara aseksual terjadi karena fragmentasi atau dengan soredium yaitu beberapa sel ganggang yang terbungkus oleh hifa tardapat pada permukaan lumut kerak bentuknya seperti tepung.
2) Reproduksi secara seksual pada jamur menghasilkan askospora pada tubuh buah yang bentuknya seperti mangkok. Spora akan tumbuh dan apabila bertemu dengan spesies ganggang yang cocok akan membentuk talus baru.
c. Contoh liken.
1) Usnea dasypoga, digunakan sebagai ramuan obat tradisional, menghasilkan asam usnin.
2) Usnea berbata, digunakan sebagai obat tradisional.
3) Cladonia rangiferina, merupakan makanan utama rusa kutub.
4) Roccelia tinctoria, bahan pembuat lakmus.
5) Certraria islandica, merupakan bahan ramuan obat.
6) Permelia acetabulum, hidup pada pohon, berupa lembaran-lembaran seperti kulit.
6. Mikoriza.
a. Ciri-ciri:
1) Merupakan bentuk simbiosis antara akar tumbuhan tingkat tinggi dengan miselium jamur.
2) Mikoriza dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a) Ektomikoriza, merupakan mikoriza yang menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel ujung akar
b) Endomikoriza, merupakan mikoriza yang menginfeksi bagian dalam akar tanaman di dalam dan di antara sel-sel ujung akar.
3) Pada endomikoriza jaringan cendawan/jamur masuk kedalam sel kortek akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesikel dan sistem percabangan hifa yang disebut arbuskula, sehingga endomikoriza disebut juga vesicular-arbuscular micorrhizae (VAM).
b. Manfaat mikoriza.
1) Meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah.
2) Penghalang biologis terhadap infeksi pathogen akar.
3) Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembaban yang ekstrem.
4) Meningkatkan produksi hormone pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh seperti auksin.
5) Menjamin terselenggaranya proses biogeokimia.
7. Peranan jamur bagi kehidupan manusia.
Terdapat beberapa manfaat jamur yang menguntungkan bagi kehidupan manusia sebagai berikut:

No. Jenis Jamur Bahan Dasar Produk
1. Rhizopus stoloniferus, Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae Kedelai, ampas tahu, bungkil kelapa Tempe
2. Neurospora sitophila Bungkil kacang tanah Oncom
3. Aspergillus wentii Kedelai Kecap
4. Aspergillus oryzae Kedelai Tauco
5. Penicillium roqueforti, Penicillium camembertii Susu Keju
6. Aspergillus oryzae Beras Koji
7. Aspergillus oryzae Amilum Sirup glukosa
8. Saccharomyces cerevisiae (ragi tape) Buah anggur anggur
9. Saccharomyces cerevisiae (ragi roti) Tepung terigu Roti
10. Saccharomyces cerevisiae (ragi) Ketela pohon Tape
11. Aspergillus niger Amilum Enzim amilase
12. Volvariella volvacea (jamur merang) Merang padi Jamur konsumsi
13. Lentinus edodes (jamur shitake) Serbuk gergaji Jamur konsumsi
14. Pleurotus sp Serbuk gergaji Jamur konsumsi
15. Penicillium notatum Karbohidrat Antibiotik
16. Penicillium crysogenum Karbohidrat Antibiotik
17. Trichoderma resei Karbohidrat Enzim selulase
18. Ganoderma lucidum (jamur linzhi) Serbuk kayu Jamur obat
Jamur yang merugikan manusia, sebagai berikut:
No. Jenis Jamur Penyakit
1. Aspergillus flavus Racun aflatoksin
2. Fusarium Racun aflatoksin
3. Amanita Racun
4. Rhizoctonia solani Menyebabkan penyakit busuk pada tanaman polong-polongan
5. Claviceps purpurea Menyebabkan penyakit pada rerumputan.

Minggu, 02 Mei 2010

Apotik Hidup

Pengertian apotik hidup adalah suatu usaha budidaya tanaman obat pada lahan atau pot/ polibag, untuk diambil manfaatnya. Untuk usaha budidaya tanaman dalam apotik hidup, perlu memahami tentang pengertian dan fungsi pekarangan. Pekarangan adalah benda alam yang terletak pada lapisan kulit bumi teratas terdiri dari butir-butir tanah, udara, air, sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang merupakan tempat tumbuhnya tanaman. Sesuai dengan pengertian tersebut maka tanah mempunyai beberapa peranan, yaitu :
1. Tanah sebagai tempat tumbuhnya tanaman.
Semua tanaman di dunia ini tumbuh di atas tanah, oleh karena itu tanah harus dijaga kesuburannya. Tetapi ada beberapa tanaman yang hidupnya menempel pada tanaman lain (epifit), contoh : anggrek, tali putri, benalu, dan macam-macam tumbuhan air.
2. Tanah sebagai tempat persediaan udara bagi pernapasan akar tanaman. Udara dapat masuk ke dalam tanah lewat lubang-lubang/ sela-sela atau pori-pori tanah. Tersedianya udara di dalam tanah sangat penting artinya bagi pernapasan akar dan kehidupan mikroorganisme yang berguna/ menguntungkan. Contoh : gas O2, N2, CO2¬, dll.
3. Tanah sebagai tempat persediaan unsur-unsur makanan bagi tumbuhan.
Dalam hidupnya tanaman juga memerlukan zat makanan dan zat-zat lainnya. Kebutuhan itu harus tersedia dalam keadaan cukup, sebab apabila zat-zat itu kurang cukup, maka pertumbuhan tanaman akan terganggu. Zat-zat atau unsur-unsur itu antara lain : K, N, P, Mg, dll.
4. Tanah sebagai tempat persediaan air bagi tumbuh-tumbuhan.
Air berasal dari air hujan atau air tanah merupakan hal yang sangat penting sekali bagi kehidupan. Tumbuhan memerlukan air fungsinya yaitu sebagi bahan pelarut zat-zat makanan, tumbuhan tanpa air zat-zat makanan tidak larut , sehingga tidak dapat diserap oleh akar.
Lapisan tanah.
Lapisan tanah dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1) Lapisan tanah atas.
Tebal lapisan ini antara 50-60 cm, warnanya coklat sampai kehitam-hitaman, lebih gembur sering dinamakan tanah olah atau tanah pertanian.
2) Lapisan tanah bawah.
Tebal lapisan ini antara 50-60 cm, warnanya kemerah-merahan, lebih terang atau lebih muda, dan lebih padat sering disebut tanah cadas (padas) atau tanah keras.
3) Lapisan bahan induk tanah.
Lapisan ini menyolok warnanya yaitu kemerah-merahan atau kelabu keputih-putihan. Lapisan ini disebut bahan induk tanah.
4) Lapisan batuan induk.
Lapisan ini masih merupakan batuan pejal, belum mengalami proses pemecahan. Ini merupakan bahan induk tanah yang mengalami perubahan beberapa proses, dan memerlukan waktu yang sangat lama.
Fungsi pekarangan.
Fungsi pekarangan yang masih berlaku di masyarakat, antara lain :
a. Sebagai penghasil kayu bakar.
b. Sebagai penghasil bahan bangunan.
c. Sebagai penghasil kerajinan rumah tangga.
d. Sebagai penghasil tanaman obat-obatan (apotik hidup).
e. Sebagai penghasil makanan tambahan.
f. Sebagai penghasil tambahan pendapatan.
Beberapa jenis budidaya pekarangan terdiri dari :
1. Buah-buahan.
Durian, duku, mangga, jeruk, advokat, nangka, rambutan, pisang, jambu, sirsak, papaya, srikaya, belimbing, dll.
2. Rempah-rempah.
Laos, cengkih, kencur, serai, kunyit, jahe, salam, dll.
3. Sayuran.
Kecipir, bawang merah, bawang putih, bayam, labu, tomat, katuk, terung, dll.
4. Palawija.
Jagung, kacang, buncis, ubi jalar, singkong, kacang panjang, talas, dll.
5. Bunga-bungaan.
Kenanga, flamboyan, anggrek, mawar, melati, nusa indah, bougenville, kaca piring, dll.

6. Obat-obatan.
Lidah buaya, kecubung, kumis kucing, temu lawak, beluntas, dll.
Cara pemeliharaan tanaman apotik hidup.
a. Sanitasi tanah harus di usahakan agar selalu dalam keadaan gembur, bersih dari rerumputan.
b. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore secara teratur dan cukup, terutama di musim kemarau.
c. Tanaman harus selalu diperhatikan dan diperiksa kalau mungkin terserang hama.
d. Pemupukan dilakukan menurut jadwal, dosis yang dianjurkan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam apotik hidup.
1. Kondisi fisik tanah.
a. Tanah itu termasuk tanah top soil, sub soil, atau batuan induk.
b. Merupakan tanah humus, gembur dan subur.
c. Merupakan tanah pasir.
Yaitu tanah yang banyak mengandung pasir, kandungan pasirnya mencapai 70%, tanah pasir kurang bagus untuk apotik hidup.
2. Tanah liat.
Yaitu tanah yang banyak mengandung liat, kandungannya mencapai 65%, kurang bagus untuk apotik hidup.
3. Unsur hara dalam tanah.
Ada beberapa unsur hara yang harus diperhatikan dalam membuat apotik hidup antara lain :
a. Unsur-unsur makro, seperti : Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesiaum (Mg), Sulfur (S).
b. Unsur-unsur mikro, seperti : Mangan (Mg), Cuprum (Cu), Molibdenum (Mo), Zincum (Zn), Ferrum (Fe), Borium (Bo).
3. Iklim.
Iklim dan musim sangat berpengaruh dalam usaha apotik hidup di Indonesia, hanya ada 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
4. Kelembaban udara.
Kelembaban udara harus diperhatikan dalam membuat apotik hidup. Jika terlalu lembab mudah ditumbuhi jamur, bakteri pathogen yang membusukkan akar, daun dan batang sehingga tanaman mati. Jika kelembaban kurang tanaman akan layu, pertumbuhan terganggu, kering dan layu akhirnya akan mati.
5. PH (derajat keasaman).
Ph tanah harus diukur terlebih dahulu sebelum mengerjakan apotik hidup. Jika PH terlalu asam tambahlah dengan kapur gamping (dolomite), jika terlalu basa tambahlah dengan pupuk kompos.
6. Letak ketinggian tanah.
Letak ketinggian tanah harus diperhatikan. Apakah pada dataran rendah atau dataran tinggi, sebab jenis tanaman telah adaftif terhadap letak ketinggian tanah masing-masing. Jika menanam tanaman pada tanah yang ketinggian tanahnya tidak cocok maka tanaman akan mati.
7. Pemberantasan hama penyakit.
Bahwa pemberantasan hama dan penyakit merupakan hal yang penting. Ada 3 cara pemberantasan hama penyakit, yaitu :
a. Pemberantasan hama penyakit secara manual (diambil langsung dengan tangan).
b. Pemberantasan hama penyakit dengan predator (pemangsa).
c. Pemberantasan hama penyakit dengan pestisida.
d. Pemberantasan hama penyakit dengan pestisida biologi.
8. Pemupukan.
Pemupukan dilakukan supaya tanaman pertumbuhannya cepat dan untuk mempercepat pembungaan dan pembuahan. Ada beberapa jenis pupuk, antara lain :
a. Pupuk organik : pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk hijau dari daun.
b. Pupuk anorganik : TSP, KCl, Urea, NPK, dll.
9. Penyiangan.
Penyiangan apotik hidup dilakukan seminggu sekali untuk menghilangkan rumput-rumputan liar, gulma, bekicot, belalang, dll.
10. Menentukan desain apotik hidup.
Dalam membuat apotik hidup harus didesain atau digambar dan ditentukan jenis tanamannya serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tersebut.

11. Pemanenan.
Pemanenan perlu diperhatikan yaitu pengolahan produk apotik hidup paska panen, serta pemasarannya.
12. Pengolahan tanah.
Pengolahan tanah dilakukan supaya tanah menjadi gembur, pori-pori tanah banyak, sehingga gas-gas serta mineral yang berguna dapat masuk kedalam tanah dan akar tanaman bisa menembus tanah.
Penanaman pada pot atau wadah.
a. Pot.
Macam-macam pot diantaranya pot kayu, pot semen, pot tanah dan keramik serta masih banyak wadah tanaman lagi, misalnya ember bekas, botol aqua, gelas aqua, dll. Pot terbaik berasal dari tanah karena dinding pot porus dan dapat untuk menempel akar.
b. Menyiapkan tanah/ media dalam pot atau wadah.
Tanah hendaknya diusahakan tanah gembur, yang terdiri dari tanah humus : pasir walet : pupuk kandang dengan perbandingan :2 : 1 : 2.
c. Isian pot.
Usahakan dibagian bawah diberi pecahan genting, batu, batu bata, arang, supaya air tak tergenang waktu penyiraman atau hujan. Baru kemudian tanah tersebut dimasuk dalam pot. Meletakkan pot di halaman maupun di ruangan yang serasi dengan keadaan lingkungannya dan perlu dijaga agar mendapatkan sinar matahari waktu pagi hari.

Selasa, 27 April 2010

FITO HORMON

Berbicara tentang hormon tumbuhan tidak lepas dari proses yang dipengaruhi oleh hormon-hormon tersebut yaitu pertumbuhan, perkembangan, pembungaan dan gerak pada tumbuhan. Pertumbuhan mempunyai dua ciri dasar dari perkembangan tumbuhan yaitu :
1. Bertambahnya jumlah sel sebagai hasil pembelahan sel.
2. Bertambah besar yang tetap (irreversible).
Untuk pertumbuhan diperlukan berbagai faktor seperti makanan sebagi sumber energi dan sumber materi, mineral, air, suhu, O2 dan regulator pertumbuhan.
Hormon sebagai regulator pertumbuhan.
Istilah regulator pertumbuhan dipakai untuk beberapa persenyawaan organik yang bukan termasuk makanan, terdapat dalam jumlah yang kecil dapat menggiatkan, menghambat atau memodifikasi pertumbuhan, perkembangan.
Pengertian hormon.
1. Hormon ialah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada satu bagian tumbuhan, sedang respons pertumbuhan terdapat di tempat lain.
2. Hormon adalah zat organik yang dalam jumlah yang sangat sedikit mempengaruhi proses kehidupan, pada waktu mempengaruhi proses kehidupan habis terpakai, dan dibuat dalam tubuh tanaman sendiri.
Zat tumbuh atau hormon dapat dibedakan berdasarkan pengaruhnya, yaitu :
1. Rhizocalien, mempengaruhi pertumbuhan akar.
2. Caulocalien, mempengaruhi pertumbuhan batang.
3. Anthocalien, mempengaruhi pembentukan bunga.
4. Filocalien, mempengaruhi pembentukan daun.
Hormon juga dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Kelompok Auxin group, antara lain :
1) IAA = Indol Acetic Acid.
2) NAA = Naphtyl Acetic Acid.
3) IBA = Indol Butiric Acid.
b. Kelompok Cytokinin group, antara lain :
2) Kinetin = N-6-furfuryl amino purin.
3) BA = N-7-Benzyl amino purin.
4) Zeatin = N-6-Hydroxy methyl (Butinyl amino purin).
Hormon dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses physiologi, dengan dosis yang sangat kecil. Dosis yang mempengaruhi terhadap tanaman yang satu dengan tanaman yang lain tidak sama.
Uraian beberapa fitohormon :
1. Auksin/ Auxin.
Auksin adalah hormon pertumbuhan penting, semua auksin secara umum sama yaitu berupa asam organik yang terdapat secara universal dan tempat sintesa auksin ialah meristem apeks seperti ujung batang (tunas), daun muda dan kuncup bunga. Penemunya adalah Went (1928) dalam percobaannya dengan menggunakan koleoptil dari Avena (sejenis gandum).
a. IAA = Indole 3 Acetic Acid.
Ditemukan tahun 1934. IAA diperlukan sedikit sekali, 1 mg IAA dapat melengkungkan 50 juta koleoptil yang telah dipotong 10 derajat. IAA mempunyai pengaruh terhadap plastisitas dinding sel pada koleoptil. Dengan bertambahnya plastisitas dinding sel, memudahkan peregangan sel dalam respon terhadap tekanan turgor yang terjadi pada waktu air diabsorsi. Perubahan plastisitas dinding sel barangkali melibatkan reaksi-reaksi kimia yang dikatalisis dengan enzim dan IAA merangsang RNA. Diperkirakan IAA mempengaruhi DNA untuk memproduksi RNA untuk sintesis protein. Telah diperlihatkan pula bahwa pemakaian IAA merangsang produksi etilen pada tumbuhan. IAA kerap kali mempengaruhi pertumbuhan akar dengan dosis 50 ppm.
Cara penggunaan :
1. Dengan menggunakan Rhizopon (perangsang akar).
2. Ambil hormon Rhizopon yang berisi IAA yang berbentuk puder atau serbuk.
3. Campur Rhizopon yang berbentuk puder dengan lavertraan zalf (saleb minyak ikan).
4. Oleskan zalf atau saleb yang telah dicampur dengan Rhizopon tadi pada ujung bawah batang stekan dekat di bawah mata tunas, oleskan selebar 3-4 mm dan sepanjang 10 mm (selebar diameter batang stek).
5. Hormon ini kalau berhasil, memacu pertumbuhan akar.

b. IBA = Indole Butiric Acid.
IBA mempengaruhi pertumbuhan akar pada stek daun, batang, dan akar. Penggunaan IBA 25 mg dalam satu liter dapat memacu pertumbuhan akar.
c. NAA = Naphthalen Acetic Acid.
Mempengaruhi pertumbuhan akar pada batang stek.
2. Giberelin.
Giberelin pertama ditemukan sehubungan dengan penyakit padi bekanae di jepang yang disebabkan oleh jamur Gibberella Fujikuroi. Jamur ini menghasilkan beberapa macam giberelin yang lebih dikenal dengan nama asam giblat (Giberelic Acid). Pengaruh yang sudah sangat dikenal dari giberelin ialah menambah perpanjangan batang. Ada 6 macam giberelin (GA) yaitu : GA1, GA2, GA3. Giberelin terdapat di berbagai bagian jenis tumbuhan sebagai regulator pertumbuhan. Giberelin juga berpengaruh terhadap pembungaan, pertunasan dan dormansi. Percobaan telah dilakukan terhadap jagung kerdil, ternyata giberelin telah dapat menambah tinggi jagung tersebut, makin bertambah konsentrasi giberelin makin tinggi respon pertumbuhannya. Giberelin mempengaruhi baik perpanjangan sel maupun pembelahannya. Sumber utama Giberelin ialah bakal daun dan sistem akar. Sintesis giberelin juga terjadi pada embrio buah dan biji.
3. Sitokinin.
Sitokinin mempunyai pengaruh terhadap berbagai proses pertumbuhan. Sitokinin ditemukan pada santan kelapa, ekstrak ragi, berbagai buah-buahan dan pada jaringan yang aktif membelah, diduga banyak terdapat pada tumbuhan tinggi. Terdapat 9 jenis sitokinin yang telah dilaporkan dan kira-kira ada 100 macam sitokinin sintesis. Sitokinin mempengaruhi ekspansi sel pada berbagai jaringan, tetapi dapat menghambatnya pada jaringan yang lain.
Contoh sitokinin adalah :
1. Kinetin mempunyai struktur lebih kompleks dari auksin. Kinetin memperlambat penuaan karena menekan pembentukan enzim protease.
2. Zeatin merupakan sitokinin yang telah diindentifikasi sebagai regulator pertumbuhan umum ( general growth regulator), mempunyai struktur molekul hampir sama dengan kinetin.
4. Etilen.
Etilen ialah berupa gas yang mudah menguap dan jika terbentuk karena pembakaran tidak sempurna dari batu bara atau minyak bumi dapat merusak tanama. Tetapi sekarang diketahui bahwa etilen merupakan regulator pertumbuhan pada tumbuhan. Etilen mempercepat pematangan kebanyakan buah-buahan. Etilen mempercepat proses penuaan pada organ tumbuhan, yaitu mempercepat gugurnya daun, bunga, buah.
5. Abscisic Acid (Asam Abscisat).
Ditemukan pada tahun 1950 dan merupakan zat penghambat pertumbuhan (inhibitor). Tahun 1960 rumus molekulnya ditemukan dan diberi nama asam abscisat (Abscisic Acid = ABA). ABA terdapat pada jaringan tumbuhan biasanya berinteraksi dengan regulator pertumbuhan lainnya sebagai inhibitor. Jika ABA dikenakan pada daun, bagian daun itu segera akan menjadi kuning (menua). ABA secara umum sebagai inhibitor termasuk penghambatan bertunas pada biji. Seperti regulator yang lain cara kerjanya mempengaruhi AND-ARN dan sistem sintesis protein.

Minggu, 25 April 2010

Pupuk Kompos Tablet


Pupuk tablet ini dibuat dari sampah organik dari tempat pembuangan sampah Wonokarto Wonogiri yang berisi sampah rumah tangga kemudian di komposkan dengan menggunakan biostarter turunan EM4. Hasilnya cukup bagus untuk pertanian.


Pupuk kompos tablet ini dibuat dari sampah organik dari pasar Wuryantoro dengan menggunakan Biostarter lokal ditambahkan urine sapi dan ragi. Hasilnya mempunyai C/N ratio 14, dengan kandungan unsur hara makro dan mikro lengkap.


Pupuk ini dibuat dari sampah organik dari pasar Kota Wonogiri yang berupa sampah sayur mayur, buah-buahan, sisa makananyang di komposkan dengan menggunakan Biostarter tradisional yang terbuat dari mikroorganisme lokal, kemudian ditambahkan feses sapi dan sekam bakar, kemudian dicetak menjadi pupuk granular yang siap pakai oleh petani. Pupuk ini merupakan alternatif bagi petani untuk mengganti atau memperbaiki mikro ekosistem tanah pertanianya sehingga ketergantungan terhadap pupuk kimia dapat dikurangi. Selain itu juga dapat mengolah sampah organik dan dapat diciptakan lingkungan yang bersih bebas dari zat pencemar (polutan).

Minggu, 18 April 2010

Pupuk Cair dan Biostarter


Pupuk cair ini terbuat dari sampah organik dari Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Wonokarto Wonogiri yang kemudian ditambahkan beberapa bahan organik dari limbah ikan dari Waduk Gajah Mungkur Wonogiri tepatnya di daerah Sendang, dengan biostarter EM4, kemudian di pateurisasi. Langkah ini dalam upaya membantu petani untuk mendapatkan pupuk yanh murah serta untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang di sebabkan oleh sampah organik.



Biostarter tradisional adalah zat hasil fermentasi dengan bahan dari sampah organik pasar Eromoko Kabupaten Wonogiri, seperti: kobis busuk, kentang busuk, sledri busuk, ikan busuk, tomat busuk, nanas busuk, dll dan kemudian ditambahkan larutan gula jawa, bubuk terasi, dan feses segar sapai bersama urine. difermentasikan selama kira-kira 2 minggu kemudian disaring, dan di masukkan kedalam botol bekas aqua atau botol apa saja. Biostarter ini bisa bertahan sampai 3 bulan. Biostarter ini berisi bakteri- bakteri pengurai sampah organik lokal dan mikroorganisme lainnya.

Untuk mengomposkan sampah organik di daerah Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri yang volumenya tiap tahun selalu meningkat dan kami menawarkan solusi itu dengan jalan melaksanakan proses pengomposan sampah organik dalam percobaan dengan menggunakan biostarter EM4 dapat berhasil dengan baik. Lindi hasil samping proses pengomposan sampah organik pasar pracimantoro itu ternyata cukup efektif digunakan untuk proses pengomposan dengna perlakuan di tambahkan larutan gula jawa dan urine kambing.

lindi merupakan air bekas proses pengomposan sampah organik, proses pengomposan ini menggunakan biostarter stardec. Supaya biaya yang di keluarkan akibat penggunaan biostarter stardec dapat di tekan, maka dapat menggunakan lindi hasil samping proses pengomposan. Lindi ini ternyata cukup efektif di gunakan kembali untuk proses pengomposan. Proses pengomposan ini menggunakan sampah organik di pasar Wuryantoro, wonogiri dengan penambahan feses sapi segar yang telah dicairkan.

Minggu, 14 Maret 2010

Sistem Imunitas (Kekebalan)

SISTEM IMUNITAS (KEKEBALAN)

Sepanjang hidupnya, setiap organisme akan bersentuhan dengan bermacam-macam mikroorganisme dan berbagai parasit. Banyak mikroorganisme dan parasit dapat merusak tubuh, menimbulkan penyakit, bahkan membunuh atau mematikan. Secara alami, tubuh telah mempunyai alat pertahanan yang disebut sistem kekebalan atau imunitas. Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh disebut immunologi. (Amien Moh, 1994)

A. Kekebalan tubuh.

Di dalam tubuh, sistem imun melawan berbagai penyerang yang berupa benda asing atau antigen. Kekebalan tubuh ini dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

  1. Kekebalan bawaan (innate immunity).

Kekebalan bawaan disebut juga kekebalan tidak spesifik. Kekebalan ini merupakan garis utama tubuh yang pertama dalam melawan semua agen asing yang masuk ke dalam tubuh. Alat imunitas bawaan ini antara lain: kulit, air mata, mucus, dan air ludah yang mencegah laju peradangan setelah terjadi infeksi.

  1. Kekebalan adaptasi.

Kekebalan adaptasi disebut juga kekebalan spesifik. Kekebalan ini dilakukan oleh sel, molekul dan organ dari sistem imun, menghasilkan suatu imun yang spesifik untuk melawan agen asing atau antigen atau penyakit.

B. Alat-alat kekebalan tubuh

1. Daya tahan tubuh non spesifik.

  1. Kulit yang utuh tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme karena epidermis terdiri dari berlapis-lapis sel epitel yang sangat rapat dan disertai lapisan tanduk pada bagian atasnya.
  2. Suasana asam di kulit mengurangi pertumbuhan mikroorganisme.
  3. Keringat, air mata dan lendir dapat mengencerkan atau membersihkan benda-benda asing/antigen.
  4. Refleks batuk, bersin dan muntah dapat mengeluarkan zat-zat asing dari saluran pernapasan dan saluran pencernaan bagian atas.
  5. Asam lambung dapat membunuh segala macam mikrorganisme dan melumpuhkan berbagai racun.
  6. Mikroorganisme yang normal pada kulit dan selaput lendir dapat menekan munculnya bakteri patogen.
  7. Lisozyme, merupakan enzim bakterisida, terdapat pada air ludah, air mata, keringat yang akan mengurangi kemungkinan infeksi oleh bakteri patogen.
  8. Enzim proteolitik empedu dapat membunuh bakteri patogen.
  9. pH rendah pada vagina serta spermin pada sperma dapat membunuh mikroorganisme patogen.

2. Interferon.

Interferon adalah protein yang membantu untuk melindungi sel-sel tubuh yang sehat di sekitarnya terhadap virus. Interferon yang dihasilkan sebagai respon terhadap suatu virus, memberikan perlindungan kepada sel-sel terhadap invasi yang sama atau virus lainnya. Interferon berfungsi untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, meningkatkan sistem kekebalan, efektif untuk melawan melanoma (kanker kulit), leukemia, membantu menyembuhkan rematik tulang.

3. Antibodi.

Antibodi adalah suatu protein (immunoglobulin) yang diproduksi oleh sel. Antibodi terdiri dari empat rantai polipeptida, yaitu satu pasang rantai panjang (rantai berat) dan satu pasang rantai pendek (rantai ringan). Keempat polipeptida disatukan membentuk struktur quartener. Setiap antibodi memberikan tanggapan yang berbeda terhadap benda asing yang memasuki tubuh. Perbedaan masing-masing molekul antibodi terutama ditentukan oleh urutan asam amino yang menyusun bagian yang berfungsi mengikat antigen (benda asing). Immunoglobulin adalah protein penyusun antibodi yang dibedakan menjadi 5 kelas berdasarkan keanekaragaman antigenetiknya. Kelima kelas immunoglobulin adalah: immunoglobulin G, immunoglobulin A, immunoglobulin M, immunoglobulin E, immunoglobulin D.

Kerja antibodi dalam upaya melenyapkan antigen/penyakit, adalah:

  1. Netralisasi, yaitu upaya pengikatan antibodi terhadap zat toksin atau pengikatan antigen.
  2. Aglutinasi, yaitu proses penggumpalan antigen oleh antibody.
  3. Presipitasi, yaitu proses yang terjadi apabila suatu zat terpisah dari larutannya.
  4. Pengaktifan sistem komplemen.
  5. Peningkatan fagositosis.
  6. Stimulasi sel pembunuh.

4. Makrofag.

Makrofag adalah sel leukosit yang menjalankan fungsinya secara fagosit terhadap bahan-bahan asing atau bakteri yang masuk kedalam tubuh. Makrofag dapat meninggalkan sistem peredaran darah dan masuk ke dalam jaringan dan rongga tubuh. (Losyana dkk,2007)

5. Netrofil

Netrofil berfungsi fagosit terhadap antigen/benda asing yang masuk kedalam tubuh.

6. Limfosit

Limfosit, yaitu sel-sel kecil dengan bentuk berubah-ubah yang mengenali antigen, menghasilkan antibodi dan mengontrol respon kebal. Limfosit beredar keseluruh bagian tubuh, dari aliran darah ke limfe dan kembali ke dalam darah. Limfosit mempunyai dua bentuk utama, yaitu T limfosit dan B limfosit. Keduanya berasal dari sumsum tulang. T limfosit (T sel) bergerak menuju ke kelenjar timus (suatu kelenjar limfe yang terdapat pada dasar leher di bawah tulang dada) dan mengalami sebagaian dari perkembangannya. B limfosit (B sel) mengalami proses yang serupa di dalam sumsum tulang. Keduanya mempunyai sel-sel dengan molekul-molekul di permukaannya yang sangat serupa yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengenal antigen yang spesifik dan mengikatnya. Reaksi pengenalan ini memacu limfosit untuk memulai suatu respon kebal yang membinasakan antigen.

7. Sel Natural Killer

Sel natural killer merupakan sel mirip dengan limfosit. Sel ini akan menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker dengan jalan melisiskan/menghancurkan membran sel-sel tersebut pada saat bertemu pertama kali. Jadi sel natural killer membentuk pertahanan yang bersifat segera.

8. Sistem Komplemen.

Sistem komplemen ialah seri (lebih dari 18 macam) protein plasma yang dihasilkan oleh hati dan beredar di dalam pembuluh darah dalam keadaan inaktif. Apabila ada mikroorganisme tersebut akan mengaktifkan sistem komplemen. Hal lain yang dapat mengaktifkan sistem komplemen, yaitu jika terdapat kompleks antibodi yang telah melekat pada antigen. Sistem komplemen yang telah aktif ini berupa suatu seri reaksi kimia. Adapun akibat reaksi kimia adalah sebagai berikut:

  1. Menghasilkan opsonin, yaitu zat yang melekatkan mikroorganisme dengan leukosit sehingga memudahkan terjadinya fagositosis.
  2. Menyebabkan pelepasan histamin oleh mastosit (sel mast). Histamin menyebabkan vasodilitas dan meningkatnya permeabilitas kapiler terhadap protein.
  3. Menghasilkan hemotoksin yang akan menarik leukosit menuju daerah infeksi.
  4. Menghasilkan kinin yang mempunyai fungsi seperti histamin, dan juga merangsang reseptor saraf (rasa sakit, gatal).
  5. Membentuk Membran Attack Complex (MAC) yang menyerang membran permukaan mikroorganisme dengan jalan membenamkan dirinya sehingga terbentuk saluran besar pada membran mikroba. Dengan adanya saluran tersebut, membran bocor, sel membengkak dan pecah.

C. Mekanisme Respon Kebal

Patogen seperti virus, bakteri atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang sakit. Suatu penyakit yang khusus dapat menyebabkan sistem kekebalan, dapat meningkatkan respon kebal yang pertama dan menghasilkan sel-sel memori (sel imun yang mengingat peristiwa imunologik tertentu) yang siap memicu respon kebal kedua pada perlawanan tubuh yang pertama terhadap antigen penyakit. Sistem kekebalan adalah sangat vital dalam melindungi tubuh dari penyakit. Bila sesuatu berjalan salah dengan sistem kekebalan tubuh, maka akibatnya bisa fatal. Misalnya, bila kelenjar timus tidak normal kerjanya, maka T limfosit gagal untuk berkembang. Tanpa T limfosit penolong, B limfosit tidak dapat membentuk klon. Klon adalah keturunan aseksual dari suatu sel tunggal. Seorang bayi yang dilahirkan tanpa T limfosit akan gagal dalam memprodusir klon B sel yang berperan untuk melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Dengan demikian biasanya akan terbunuh oleh patogen pertama yang dijumpainya. (Losyana dkk, 2007).

D. Macam-macam Mekanisme Pertahanan Tubuh

Mekanisme pertahanan tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan.

  1. Kekebalan Aktif Alami (naturan immunity)

Kekebalan aktif alami adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Contoh: orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab tubuh yang terserang sudah kenal dengan antigen yang menyerang. Akibatnya darah membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut.

  1. Kekebalan Aktif Buatan (induced immunity)

Kekebalan aktif buatan, diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Tindakan memberi vaksin disebut vaksinasi atau immunisasi.

2. Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Kekebalan Pasif dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Kekebalan pasif alami

Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya pada waktu dalam kandungan dan ASI yang pertama kali.

  1. Kekebalan pasif buatan

Kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Contoh, suntikan ATS (anti tetanus serum)

E. Macam-macam Immunisasi

Immunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Macam-macam immunisasi adalah:

1. Immunisasi BCG

Immunisasi ini memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC), vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan.

2. Immunisasi DPT

Immunisasi DPT adalah immunisasi yang melindungi terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang tenggorokan. Pertusis adalah penyakit batuk rejan yang menyerang saluran udara yang disebabkan oleh bakteri. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.

3. Immunisasi DT

Immunisasi DT memberi kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus.

4. Immunisasi TT

Immunisasi tetanus (tetanus toksoid) memberi kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. Dengan menggunakan ATS (anti tetanus serum).

5. Immunisasi Campak

Immunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

6. Immunisasi MMR

Immunisasi MMR adalah memberi perlindungan terhadap campak, gondong, dan campak jerman (rubella).

7. Immunisasi Hib

Immunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak.

8. Immunisasi Varisella

Immunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.

9. Immunisasi HBV

Immunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.

10. Immunisasi Pneumonikokus Konjugata

Immunisasi pneumonikokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga.

F. Berbagai Kelainan Immunitas

1. Otoimunitas

Otoimunitas adalah suatu kondisi yang membahayakan dimana tubuh mengembangkan antibodi pada antigennya sendiri. Jadi otoimunitas merupakan kegagalan daya dikriminasi endogen pada sistem kekebalan sehingga zat yang berasal dari tubuh sendiri dianggap sebagai zat/benda asing dan terhadapnya di bentuk zat anti/antibodi. Contoh pada penyakit demam rematik, arthritis rematik, anemia pernisiosa, Addison.

2. Kanker

Apabila sel tubuh berubah menjadi sel-sel kanker, berubah pula sifat-sifatnya. Dalam arti, sel kanker dapat menghasilkan makromolekul tertentu yang dapat bertindak sebagai antigen yang tidak dimiliki pleh sel-sel normal. Akan tetapi kenyataannya sel-sel kanker berkembang biak dengan cepat, hal ini antibodi tidak dapat mengenalnya, peristiwa ini disebut peluputan imunologis.

3. Alergi

Alergi adalah suatu reaksi antigen (allergen) dengan antibodi ataupun dengan sel T yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala-gejala sakit dan kerusakan sel-sel tubuh.

4. AIDS

AIDS adalah penyakit akibat infeksi virus yang sangat melemahkan sistem imunitas tubuh. Penyakit ini dinamakan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom), dimana virus penyebabnya adalah HTLV III atau Human T Limphotropic Virus type III yang biasanya disebut pula sebagai HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Pertama kali AIDS ditemukan pada tahun 1981. Virus ini mungkin dipindahkan atau ditularkan dari kera sebagai inangnya ke penduduk Afrika pada tahun 1960. Pada umumnya orang yang terinfeksi virus AIDS tidak menunjukkan gejala-gejalanya dengan segera. Mereka menularkan kepada oarang lain malalui hubungan seksual heteroseksual maupun homoseksual, penggunaan bersama jarum suntik, transfusi darah. Virus HIV dapat berada pada darah penderita, cairan vagina, air susu, air mani, air ludah, air mata dan tinja. Virus HIV adalah retrovirus (virus dengan suatu gen ARN) yang menyerang sel-sel di dalam otak, sehingga banyak penderita AIDS mengalami kerusakan otak atau gila. Virus HIV membunuh limfosit dan mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan patogen. Penderita AIDS mempunyai sejumlah makrofag dan B limfosit (B sel), tetapi sejumlah T limfosit penolong (T sel) secara drastis berkurang. Dengan sistem imun yang cacat ini, penderita AIDS jatuh menjadi mangsa diare, kanker, pnumonia atau tuberkolosis, tergantung pada patogen lokal, dan biasanya meninggal karena salah satu infeksi ini. Orang yang terjangkit AIDS/HIV, dalam beberapa bulan atau tahun pertama akan mengalami peradangan pada kelenjar-kelenjar limfe (biasanya di ketiak dan di leher belakang) yang disebut Persistent Generalized Lympha demopathy (PGL). Perkembangan infeksi virus HIV menjadi AIDS dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Infeksi kronis dapat mengakibatkan peradangan pada kelenjar limfe sehingga menimbulkan gejala demam, berat badan menurun drastis, berkeringat, sariawan, dan jumlah eritrosit dan leukosit menurun. (2) Infeksi akut dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar-kelenjar tubuh. (3) AIDS dapat mengakibatkan pnumonia pneumositik, sarkoma kaposi (tumor kulit) dan limfoma (4) AIDS dapat pula menyerang sistem saraf, misalnya peradangan otak sub akut. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat melawan virus HIV. Antibiotika yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi, tidak mempunyai pengaruh terhadap virus HIV. Obat azidothymidine (AZT) menyerupai timidin nukleotida (nucleotidae thymidine) dapat memperpanjang hidup sebagian besar penderita AIDS. Obat ini dapat membunuh virus HIV yang melaukan replikasi. Masa inkubasi penyakit AIDS adalah bervariasi antara 6 bulan sampai dengan 6 tahun.

Pencegahan virus HIV atau penyakit AIDS dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut:

  1. Dengan memberikan pendidikan atau penyuluhan di sekolah, masyarakat, dan keluarga, khususnya tentang pendidikan seks (pendidikan kehidupan keluarga), Pendidikan seks bertujuan untuk: (1) Menjelaskan bagaimana virus HIV ditularkan. (2) Mempromosikan kesucian, kebersihan dan keserhanaan dalam pola hidup, terutama dalam kehidupan perilaku seks.
  2. Dengan menganjurkan agar mereka yang termasuk kelompok beresiko tinggi, hendaknya jangan menyumbangkan darah atau oegan-organ tubuhnya.
  3. Dengan menganjurkan agar para pemakai jarum suntik jangan menggunakan jarum/tebung suntik bekas.
  4. Dengan melakukan pemeriksaan darah dan produk-produk darah secara periodik dan kontinyu.
  5. Dengan melalui dukungan psikis atau emosional (sikap positif) dari penderita AIDS.
  6. Para petugas kesehatan, perawat, dokter dan organisasi-organisasi sukarelawan dan lain-lainnya hendaknya selalu berusaha memberi dukungan sebanyak mungkin kepada penderita AIDS.