Minggu, 23 Mei 2010

Pencernakan pada manusia dan hewan

A. Makanan
Setiap makhluk hidup dalam kehidupannya selalu membutuhkan makanan (nutrien). Manusia dan hewan membutuhkan makanan untuk berbagai aktifitas atau fungsi, Adapun fungsi makanan bagi tubuh sebagai berikut:
1. Penyediaan bahan bakar, yaitu zat-zat makanan yang bila dioksidasi dalam tubuh menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk aktifitas hidup.
2. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
3. Pertahanan tubuh terhadap penyakit
4. Pemeliharaan jaringan dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak atau mati.
5. Pengaturan proses-proses tubuh, misalnya mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan cairan tubuh.
Makanan yang bergizi haruslah mengikuti konsep empat sehat lima sempurna, yang merupakan konsep bangsa Indonesia tentang makanan yang baik dan sehat. Adapun syarat makanan yang baik adalah:
1. Makanan harus cukup mengandung air.
2. Makanan harus cukup mengandung kalori
3. Makanan harus cukup mengandung vitamin dan unsur-unsur mineral
4. Makanan harus cukup mengandung lemak
5. Makanan harus cukup mengandung karbohidrat
6. Makanan harus cukup mengandung protein yang memiliki 10 asam amino esensial.
7. Makanan harus mudah dicerna.
8. Tidak mengandung racun ataupun bibit penyakit.
Zat makanan/zat gizi adalah zat-zat dalam makanan yang digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan, perbaikan sel-sel yang rusak dan penyediaan energi. Zat gizi terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Sedangkan sari makanan (metabolit) adalah glukosa, gliserol, asam lemak, dan asam amino. Sebagian besar makanan mengandung beberapa zat makanan, tetapi setiap makanan mengandung zat makanan yang sangat berbeda dan tubuh memerlukan lebih dari 50 macam metabolit yang berbeda-beda.. Kebutuhan karbohidrat, lemak, dan protein yang baik adalah karbohidrat (10-45%), lemak (45-60%), protein (10-15%). Jumlah energi dari makanan terbesar berasal dari karbohidrat yang mencapai 40-50% dan satu gram karbohidrat mengandung ± 4,1 kalori.
1. Zat-zat Makanan
Zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah:
a. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Golongan karbohidrat adalah gula, tepung, dan selulosa. Karbohidrat berasal dari tumbuhan yang merupakan hasil fotosintesis seperti beras, jagung, gandum, kentang, umbi-umbian, gula. Karbohidrat yang terdapat dalam makanan dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Monosakarida, terdiri atas satu gugusan gula. Contoh: glukosa, fruktosa, galaktosa, dan maltosa.
2) Disakarida, terdiri atas dua gugusan gula. Contoh: sukrosa, laktosa, dan maltose.
3) Polisakarida, terdiri atas lebih dari sepuluh gugusan gula. Contoh: amilum, selulosa, dan glikogen.
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi bagi tubuh antara lain sebagai berikut:
1) Sumber energi utama dan tidak dapat digantikan dengan sumber energi yang lain pada beberapa organ, yaitu otak, lensa mata, dan sel saraf.
2) Menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
3) Membantu proses penyerapan kalsium.
4) Bahan pembentuk senyawa kimia yang lain, misalnya lemak dan protein.
5) Berperan penting dalam penurunan sifat keturunan.
6) Selulosa dapat mencegah sembelit.
b. Lemak (Lipid)
Lemak tersusun atas unsur-unsur Karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), dan kadang-kadang terdapat fosfor (P), dan nitrogen (N). Lemak merupakan senyawa organik yang larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter, dan minyak tanah tetapi tidak larut dalam air. Lemak dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu lemak sederhana, campuran, dan asli.
1) Lemak Sederhana
Lemak sederhana adalah minyak, lilin, dan lemak yang tersusun oleh trigliserida. Trigliserida yang menyusun lemak terdiri atas gliserol dan tiga asam lemak. Adapun asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap, dan disebut asam lemak non esensial artinya asam lemak ini dapat disintesis di dalam tubuh. Contoh: asam stearat, asam palmitat (berasal dari hewan).
b) Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap, yang disebut asam lemak esensial, artinya asam lemak yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh. Sumber asam lemak ini berasal dari tumbuhan. Contoh: asam linoleat, asam oleat, dan asam arakhidonat.

2) Lemak Campuran
Lemak campuran meliputi fosfolipid dan lipoprotein. Sebagian besar fosfolipid berfungsi membentuk struktur dinding sel tubuh, terutama berperan untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan.
3) Lemak Asli
Lemak asli meliputi asam lemak, sterol, seperti kolesterol dan lemak pelarut vitamin D. Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Sumber lemak ada dua macam, yaitu:
1) Lemak hewan: daging gemuk, telur, susu, ikan dan sebagainya.
2) Lemak tumbuhan: kedelai, kacang tanah, mentega, kelapa, minyak kelapa, dan sebagainya.
Jumlah kebutuhan lemak pada orang dewasa sehat adalah 20-25% dari jumlah kalori yang dibutuhkan setiap hari. Satu gram lemak mengandung ± 9,3 kalori. Metabolisme lemak melalui proses hidrolisis menghasilkan gliserol dan asam lemak. Gliserol mengalami proses kimiawi diubah menjadi glikogen. Proses selanjutnya sama seperti metabolisme pada glukosa.
c. Protein
Protein adalah zat makanan utama yang dibutuhkan oleh tubuh. Protein merupakan senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur-unsur C, H, O, N dan kadang-kadang mengandung unsur S (belerang) dan P (fospor). Protein mumpunyai beberapa fungsi di dalam tubuh, antara lain:
1) Mendetoksifikasi racun, zat-zat asing yang termakan/masuk kedalam tubuh.
2) Mensintesis substansi-substansi penting, seperti hormon, enzim, antibodi dan kromosom.
3) Sebagai pembangun/pertumbuhan tubuh serta untuk perbaikan dan pemeliharaan sel/jaringan yang rusak.
4) Melaksanakan metabolisme tubuh. Berperan sebagai enzim, protein memacu dan berpartisipasi dalam berbagai reaksi kimia dan biologis.
5) Menyeimbangkan cairan tubuh dan larutan asam dan basa. Protein juga berperan sebagai sistem bufer yang efektif.
6) Menyediakan sumber energi. Satu gram protein menyediakan ± 4,1 kalori.
7) Menyusun protoplasma sel.
Protein dapat diperoleh dari berbagai sumber bahan makanan. Berdasarkan asalnya, protein dapat dibedakan menjadi dua golongan:
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti: ikan, telur, susu, lebah, daging, dan lain-lain yang merupakan protein kelas satu/ lengkap.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti: kacang-kacangan, sayuran, biji-bijian. Protein ini tergolong tidak lengkap.
Protein terdiri atas berbagai asam amino. Asam amino dapat digolongkan menjadi:
1) Asam Amino Esensial.
Asam amino esensial merupakan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel tubuh. Asam amino ini tidak dapat disintesis di dalam tubuh dan harus tersedia di dalam makanan. Asam amino esensial terdiri atas sepuluh asam amino.
2) Asam Amino Non Esensial
Asam amino ini dapat dibuat di dalam tubuh dan terdiri atas 11 asam amino.
Tabel asam amino esensial dan tidak esensial
No. Asam Amino Esensial No. Asam Amino Non Esensial
1. Isoleusin 1. Alanin
2. Leusin 2. Asparagin
3. Lisin 3. Asam aspartat
4. Metionin 4. Sistein
5. valin 5. Sistin
6. Treonin 6. Asam glutamat
7. Fenilalanin 7. Glutamin
8. Triptofan 8. Glisin
9. Histidin 9. Prolin
10. Arginin 10. Serin
11. Tirosin

Pada makanan mempunyai nilai hayati protein (nilai biologis) yang berbeda-beda. Nilai hayati protein adalah berapa persen dari suatu protein, setelah diresorpsi usus dapat digunakan oleh organisme untuk mengganti protein tubuh atau untuk pertumbuhan. Protein yang berasal dari telur, daging, susu mempunyai nlai hayati protein sebesar 100%.
Jumlah protein yang dibutuhkan setiap orang berbeda-beda. Menurut perhitungan angka kecukupan protein di Indonesia rata-rata tingkat konsumsi adalah 46,2 gram (orang/hari). Angka kecukupan protein rata-rata tingkat persediaan adalah 53 gram (orang/hari).
Kebutuhan akan protein pada setiap orang berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein sebagai zat pembangun, antara lain: besar tubuh/berat badan, usia, jenis kelamin, sifat protein yang dimakan, status gizi makanan, mengandung dan menyusui, iklim, kondisi tubuh, status emosional, komponen makanan, dan penyakit. Kebutuhan protein berlangsung terus menerus selama hidup.
Kekurangan protein dalam makanan akan menimbulkan gangguan/penyakit pada tubuh yang antara lain: busung lapar/hunger oedema (HO)/kwashiorkor dengan gejala: timbulnya udema, terjadi hambatan pertumbuhan, hilangnya simpanan lemak di bawah kulit, menurunnya respons saraf motorik.
d. Vitamin
Vitamin bukan merupakan makanan penghasil energi, tetapi berperan dalam pertumbuhan dan pengaturan fungsi-fungsi tubuh agar metabolisme tubuh berjalan normal. Vitamin merupakan koenzim yang berfungsi sebagai biokatalisator, mempercepat reaksi-reaksi enzim dalam proses metabolisme dalam tubuh. Di dalam tubuh vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit akan tetapi jika kekurangan vitamin dapat menyebabkan ganguan fungsi tubuh. Penyakit/gangguan yang disebabkan kekurangan vitamin disebuat avitaminosis, namun jika di dalam tubuh kelebihan vitamin disebut hipervitaminosis. Menurut sifat kelarutannya vitamin dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1) Vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C)
2) Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D, E, dan K)
Adapun vitamin yang larut dalam air yang menyangkut defisiensi, sumber, dan fungsi, adalah sebagai berikut:
Tabel Vitamin yang Larut dalam Air
No. Vitamin Sumber Fungsi Defisiensi/Avitaminosis
1. Vitamin B1
(Thiamin = antineuritik = anti beri-beri)
C12H17ON4S • Padi, polong-polongan, sayuran hijau, susu, kuning telur, ikan, hati • Mempengaruhi penyerapan lemak dalam usus
• Biokatalisator metabolisme karbohidrat • Beri-beri
• Hilangnya nafsu makan
• Proses metabolisme terhambat
2. Vitamin B2
(Riboflavin = laktoflavin = vit.G)
C17H20O6N4. • Susu, hati, telur, ragi, sayuran, mentega, jantung, otak • Menghasilkan energi dalam sel-sel.
• Memelihara nafsu makan dan fungsi saraf.
• Berperan penting dalam pembuatan berbagai reaksi biologis dalam tubuh.
• Membebaskan energi dari metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, pengaturan DNA secara tak langsung dan sintesis protein.
• Pemecahan asam lemak , pembentukan glikogen, produksi sel-sel darah merah.
• Pemindahan rangsangan sinar ke saraf mata.
• Memelihara jaringan, terutama kulit di sekitar mulut.
• Peradangan mulut dan lidah, bibir, hingga berwarna merahdan sering timbul luka disekitar sudut mulut, yang disebut keilosis.
• Peradangan kulit (dermatitis) peradangan kornea (keratitis), dan lensa sehingga penglihatan menjadi kabur.
• Mata menjadi tegang dalam bentuk gatal-gatal, panas, lelah, dan pusing.
3. Vitamin B3
(Asam panthotenat)
C9H17O3N. • Hati, ginjal, telur, daging, ikan
• Buah-buahan, sayur, ragi, gandum, kentang manis.
• Dibuat oleh bakteri usus. • Memelihara tingkat gula darah yang normal
• Sebagai koenzim A dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
• Kelelahan, hilang nafsu makan, tak dapat tidur, muak, gangguan pencernakan, kejang otot, dan infeksi bagian atas alat pernapasan.
• Radang kulit dan gangguan fungsi saraf.
4. Vitamin B6
(Piridoksin = Adernin)
C6H¬12O2N. • Sayuran hijau, kacang hijau, serealia, ragi
• Hati, ginjal, daging, susu, kuning telur. • Memelihara keseimbangan unsur fosfor dan sodium.
• Sebagai koenzim dalam proses metabolisme.
• Berperan dalam pertumbuhan, kesehatan kulit dan pembuatan darah.
• Berperan dalam produksi antibodi dan reaksi-reaksi dalam sistem pusat saraf. • Anemia, kulit meradang, kehilangan nafsu makan, muak, gelisah.
• Ketidakmampuan absorpsi oleh usus dan stress klinis.
• Luka pada kulit, berat badan menurun, depresi, dan mudah terkena infeksi.
5. Vitamin B12
(Sianokobalamin = faktor anti anemia pernisiosa)
C63H90N14PC9. • Daging, unggas, ikan, telur, susu, keju, ayam, hati, udang segar, dan kerang.
• Vitamin ini dapat disintesis dalam hati. • Penting dalam metabolisme semua sel dalam pertumbuhan jaringan.
• Berfungsi hampir sama dengan asam folat, yaitu metabolisme dan pembentukan sel-sel darah.
• Peradangan saraf, degenerasi saraf.
• Anemia pernisiosa.
• Bila absorpsi kurang menyebabkan dapat menyebabkan megaloblastic anemia.
• Peradangan darah.
• Kelelahan, pusing, rasa sakit pada saat bernapas.
6. Asam Nikotinat = Niasin = Anti Pelagra.
C6H6O2N. • Sayuran hijau, kacang, kentang, tomat.
• Hati, ginjal, telur, daging, ikan, unggas. • Berperan penting sebagai koenzim yang diperlukan oleh semua sel hidup.
• Memelihara pencernakan yang normal, kulit dan saraf.
• Membebaskan energi dari karbohidrat, lemak, dan protein. • Pelagra yaitu kulit menjadi kasar, mulut luka, diare, dan depresi.
• Gejala awal pelagra hilang nafsu makan, apatis, lesu, gelisah, kematian rasa, insominia, dan gangguan pada lambung.
• Bila sistem saraf pusat terkena, dapat menyebabkan menggigau, koma, dan mati.
7. Vitamin C = Askorbinat
C6H8O6.
• Sayuran segar, buah-buahan (jeruk, nanas, tomat, lombok, pepaya, semangka, brokoli, strawberi.
• Hati, ginjal. • Pembentukan kolagen.
• Memelihara keutuhan pembuluh darah.
• Membantu dalam absorpsi unsur-unsur besi dan kalsium.
• Aktivator berbagai enzim perombak protein dan lemak.
• Penting dalam proses oksidasi dan dehidrasi dalam sel-sel.
• Menjaga gigi melekat kuat pada gusi dan menyembuhkan luka. • Kerusakan sel-sel endotil, pembuluh darah kapiler menjadi kurang permiabel sehingga menimbulkan perdarahan, misalnya dalam sumsum tulang, perdarahan gusi.
• Sindrom yang dikenal sebagai skorbut, pendarahan pada jaringan-jaringan, terutama pada persendian dan gusi.
• Nafsu makan kurang/hilang, lesu, otot dan persendian sakit, lekas marah.
8. Vitamin H = Biotin
C10H16O3N2S. • Hati, ginjal, kuning telur, susu, ragi.
• Tumbuhan polong, kacang, coklat, dan sayuran.
• Bakteri usus membuat biotin untuk kegunaan sehari-hari. • Sebagai koenzim berpartisipasi dalam metabolisme karbohidrat, emak dan protein, serta mengubah triptofan menjadi niasin.
• Kurang nafsu makan, lesu, sakit otot, depresi,.
• Amenia, pucat, dermatitis dan kulit menjadi sensitif.
9. Vitamin M = Asam Folat
C19H19O6N7
• Sayuran hijau, brokoli, ragi, benih gandum, kacang, tumbuhan polong, buah-buahan (pisang, limon, strawberi)
• Daging sapi, hati, ginjal. • Pembuatan koenzim yang penting untuk memproduksi sel-sel darah merah dan molekul-molekul protein.
• Membentuk asam nukleat (DNA, RNA) dalm penggantian sel-sel tubuh.
• Metabolisme kelompok metil. • Peradangan lidah, diare, penurunan berat badan, lesu.
• Menyebabkan kekurangan vitamin B12.
• Megaloblastasis (kegagalan sel darah merah menjadi dewasa), yang terjadi dalam sumsum tulang.
• Anemia.
• Kekurangan asam folat.
Sumber: Moh. Amin, 1998
Tabel Vitamin yang Larut dalam Lemak
No. Vitamin Sumber Fungsi Defisiensi/Avitaminosis
1. Vitamin A (Aseroftol) • Karoten: sayuran dan buah-buahan berwarna kuning dan merah, seperti: wortel, pisang, pepaya.
• Hati, susu, mentega, minyak ikan, kuning telur. • Memelihara kesehatan mata, kulit, tulang, gigi. • Kulit kasar, lelah, peradangan mata, gangguan lapisan epitel, mukosa sepanjang alat-alat pernapasan, dan pencernakan.
2. Vitamin D (Ergosterol/ Kalsiferol) • Minyak ikan, susu, telur, sinar ultraviolet pada kulit. • Mengabsorpsi fosfor, membentuk dan memelihara tulang dan gigi.
• Metabolisme kalsium. • Pada bayi rakhitis
• Dewasa osteomalasia
3. Vitamin E (Tokoferol) • Biji gandum, minyak tumbuhan, tumbuhan polongan, tumbuhan hijau, kecambah. • Pelindung sel-sel darah merah, berfungsi dengan enzim-enzim tertentu. • Sel-sel darah merah pecah, penimbunan lemak pada otot, terutama pada bayi.
4. Vitamin K (filokinon) • Tumbuhan hijau: bayam, kangkung, kubis,
• Hati, daging, dibuat oleh bakteri usus. • Membantu dalam pembentukan darah yang normal.
• Bertanggung jawab dalam pembentukan protrombin dalam hati. • Pembekuan darah lamban, pendarahan, dan memperlambat penyembuhan luka.
Sumber; Moh. Amin, 1998
e. Mineral
Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh. Defisiensi mineral dalam tubuh akan mengganggu proses metabolisme. Unsur-unsur mineral dibagi menjadi dua golongan, yaitu unsur-unsur makro (makroelemen) dan unsur-unsur mikro (mikroelemen).
1) Makroelemen.
Unsur-unsur makroelemen adalah unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tubuh. Contoh: natrium (Na), kalsium (Ca), kalium (K), magnesium (Mg), fosfor (P), klor (Cl), dan belerang (S)
2) Mikroelemen.
Unsur-unsur mikroelemen adalah unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tubuh. Contoh: besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), molibdenum (Mo), dan selenium (Se). Adapun sumber, fungsi, dan defisiensi unsur-unsur mineral dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Unsur-unsur Makroelemen dan Mikroelemen
No. Mineral Sumber Fungsi Defisiensi
1. Fosfor (P) • Susu, kuning telur, daging, unggas, ikan.
• Serealia, kacang, tumbuhan polong • Membentuk dan memelihara tulang dan gigi.
• Mengatur keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
• Mengatur aktifitas hormonal.
• Berperan dalam metabolisme zat makanan.
• Penting untuk efektifitas beberapa vitamin.
• Unsur utama dari semua sel tubuh.
• Kontraksi otot. • Tulang dan gigi rapuh.
• Kehilangan nafsu makan.
• Berat badan turun.
• Rakhitis.
• Lesu.
• Anoreksia.
• Sakit pada tulang.
2. Kalsium (Ca) • Susu, kerang, ikan, keju.
• Sayuran: kubis, brokoli, biji-bijian, tumbuhan polong. • Memelihara tulang dan gigi.
• Berperan dalam proses pembekuan darah.
• Membantu dalam mentransmisi impuls saraf melalui sistem saraf.
• Mengatur kontraksi dan relaksasi serabut otot.
• Melindungi tubuh terhadap absorpsi zat kimia radioaktif tertentu.
• Memelihara fungsi otot jantung.
• Mengaktifkan enzim-enzim tertentu.
• Membantu proses penggumpalan darah. • Pembekuan darah yang lambat, sukar jika terjadi luka.
• Tulang menjadi rapuh/lunak
• Penyakit rakhitis.
• Pertumbuhan terlambat.
• Pembentukan tulang dan gigi menjadi jelek.
• Hipokalsemia.
• Kejang otot.
3. Kalium (K) • Daging, unggas
• Serealia, buah-buahan dan sayuran. • Memelihara keseimbangan air di dalam sel-sel tubuh.
• Transmisi impuls saraf
• Memelihara keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
• Sebagai katalisator reaksi kimia dan biologis dalam tubuh.
• Memelihara denyut jantung.
• Mengatur pelepasan insulin dari pankreas.
• Membantu dalam kontraksi otot dan pertumbuhan. • Kelemaham otot.
• Gangguan pernapasan.
• Denyut jantung tidak normal.
4. Natrium (Na) • Garam dapur, daging, unggas, ikan, telur, susu. • Memelihara kesimbangan cairan tubuh dan nilai osmotik.
• Memelihara keseimbangan pH dan asam-asam.
• Mengatur permeabilitas sel, fungsi alat dan transmisi impuls-impuls saraf • Gangguan pada jantung dan ginjal.
• Muak, kelelahan, dan kejang otot
• Suhu tubuh naik.
• Nilai osmotik ekstraseluler turun.
5. Belerang (S) • Buah-buahan, sayuran, tumbuhan polong, kacang.
• Telur, daging, susu, keju, makanan berprotein • Membantu dalam penyimpanan dan pembebasan energi.
• Meningkatkan kerja enzim tertentu.
• Memelihara otot dan saraf.
• Meningkatkan proses pembekuan darah.
• Sebagai komponen substansi tubuh yang diperlukan dalam proses detoksifikasi.
• Sebagai komponen struktural asam nukleat dan vitamin serta asam-asam lemak. • Belum diketahui
• Anemia.
• Gondok.
• Pendengaran berkurang.
6. Klor (Cl) • Garam dapur, daging, susu, telur. • Memelihara keseimbangan air dan asam-basa dalam tubuh.
• Berperan dalam pembentukan asam hidroksida.
• Berperan sebagai komponen HCl dalam lambung.
• Mengatur aktifitas enzim-enzim tertentu.
• Memudahkan transfer karbondioksida dari darah ke paru-paru.
• Membantu dalam memelihara keseimbangan cairan, elektrolit, asam-basa, dan tekanan osmotik, dalam bagian rongga tubuh. • Hilangnya rambut dan gigi.
• Gangguan pencernakan, muak dan kelelahan.
7. Magnesium (Mg) • Tumbuhan polong, biji padi, serealia
• Daging, susu. • Sintesis protein
• Respirasi seluler.
• Sebagai katalisator dalam beberapa reaksi kimia dan biologis yang melibatkan ATP dan ADP.
• Unsur penting tulang, otot, dan sel darah merah.
• Penting untuk kesehatan otot dan saraf dan metabolisme untuk menghasilkan energi. • Gangguan mental, emosi, dan otot-otot
• Kontraksi otot terganggu.
• Fungsi ginjal terganggu.
• Peredaran darah terganggu.
8. Zat besi (Fe) • Sayuran, buah-buahan, biji padi-padian, serealia, kentang.
• Daging, hati, susu, kuning telur. • Berperan dalam respirasi seluler sebagai bagian hemoglobin dan miglobin.
• Mengatur berbagai reaksi kimia dan biologis dalam tubuh.
• Membentuk hemoglobin dan sel darah merah.
• Konstituen enzim-enzim seluler. • Anemia, lesu, pusing, berat badan menurun, pucat pada kulit.
9. Yodium (I) • Garam yang telah diberi yodium, ikan laut, makanan dari tumbuhan dan hewan yang hidup pada tempat mengandung garam. • Membantu fungsi kelenjar tiroid.
• Pembentukan hormon-hormon dalam kelenjar tiroid (tiroksin). • Penyakit gondok.
• Penyakit kritinisme (kemunduran fisik dan mental).
10. Seng (Zn) • Makanan laut terutama tiram.
• Hati, daging, susu, kuning telur. • Membantu dalam penyembuhan luka dan kesehatan kulit,dan pembentukan enzim-enzim.
• Penting untuk pertumbuhan.
• Berperan dalam metabolisme lemak, protein, karbohidrat.
• Berperan dalam perkembangan seksual, pertumbuhan dan kemampuan reproduksi.
• Ketajaman terhadap rasa dan bau-bauan. • Kecepatan pertumbuhan terhambat.
• Penyembuhan luka terhambat.
• Ketajaman terhadap rasa dan bau-bauan menurun.
• Menjadi kerdil, anemia.
11. Fluor (F) • Ikan, garam berfluor.
• Susu, kuning telur daging, otak. • Menguatkan tulang dan gigi.
• Meningkatkan daya tahan terhadap pembusukan/ kerusakan gigi.
• Melindungi terhadap kekurangan magnesium, osteoporosis, dan penyakit periodental. • Kerusakan gigi yang berlebihan.
12. Zat Tembaga (Cu) • Tumbuhan polong, biji padi-padian, kismis, kacang.
• Ginjal, hati, kerang. • Penting untuk pembentukan hemoglobin sel-sel darah merah.
• Sebagai komponen enzim dan protein.
• Mengabsorpsi unsur besi.
• Sintesis substansi seperti hormon.
• Memelihara fungsi sistem saraf dan kimia darah yang normal. • Anemia, gangguan pada saraf dan tulang, dan luka-luka pada kulit.
Sumber: Moh. Amin, 1998
B. Sistem Pencernakan Makanan pada Manusia
Makanan supaya dapat digunakan oleh tubuh maka harus dicernakan lebih dahulu, sehingga dihasilkan sari-sari makanan yang dapat diedarkan oleh darah dan dapat diserap oleh sel-sel tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan serta mengganti sel-sel yang rusak. Berdasarkan prosesnya pencernakan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Secara mekanis, yaitu pencernakan yang dilakukan secara mekanis misalnya: gigi mengunyah makanan, lidah membalik makanan, lambung meremas makanan.
2. Secara kimiawi, yaitu pencernakan makanan dengan mengunakan enzim sehingga dapat dihasilkan sari-sari makanan yang siap diedarkan keseluruh tubuh.
Proses pencernakan makanan dari mulut hingga terbentuk sari-sari makanan yang siap diedarkan dan sampai proses pengeluaran diselenggarakan sebagai berikut:
1. Ingesti, pemasukan makanan melalui mulut.
2. Mastikasi, proses pengunyahan oleh gigi.
3. Deglutisi, proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti, pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi, proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi, pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
1. Alat/Organ Pencernakan Makanan
Sistem pencernakan makanan dibangun oleh beberapa alat/organ, antara lain: mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar serta alat-alat pencernakan lainnya seperti: gigi, kelenjar ludah, pankreas, hati, kantong empedu, dan kelenjar-kelenjar pencernakan lainnya.
a. Mulut.
Mulut adalah suluran pencernakan yang dilalui oleh makanan pertama kali. Pada rongga mulut terdapat organ-organ, seperti: gigi, lidah, kelenjar ludah, dan ludah.
1) Lidah.
Lidah merupakan alat pencernakan makanan yang berfungsi:
a) Sebagai indera pengecap, sensitif terhadap rasa manis, asin, pahit dan masam.
b) Membantu mengunyah makanan.
c) Membantu menelan makanan.
d) Membantu mencampur makanan dan mempertahankan makanan agar tetap berada diantara gigi-gigi.
e) Membantu bicara.
2) Kelenjar ludah.
Kelenjar ludah menghasilkan ludah untuk membantu mencernakan makanan. Di dalam mulut terdapat tiga kelenjar ludah, antara lain:
a) Kelenjar parotis (glandula parotis): menghasilkan cairan.
b) Kelenjar submandibularis (glandula submandibularis): mengeluarkan air dan lendir.
c) Kelenjar sublingualis (glandula sublingualis): mengeluarkan air dan lendir.
3) Ludah (saliva).
Ludah disekresikan oleh kelenjar ludah kira-kira 1600 cc setiap hari dan 99% air ludah terdiri atas air, sisanya terdiri atas garam, urea, lendir, bikarbonat, amilase, lisozim, dll, dan mempunyai pH antara 6,8-7,0. Adapun fungsi ludah adalah:
a) Membantu memudahkan pencernakan.
b) Mengubah amilum menjadi maltosa, yaitu enzim ptealin/amilase.
c) Membantu melarutkan makanan dalam mulut.
d) Melindungi pengaruh asam dan basa.
e) Melindungi pengaruh panas dan dingin.
4) Gigi.
Gigi atau dentis memiliki peranan dalam proses pencernakan guna memotong-motong makanan yang ukurannya besar menjadi berukuran kecil sehingga memungkinkan enzim pencernakan lebih efisien dan lebih cepat mencernakan makanan menjadi molekul kecil. Selama pertumbuhan dan perkembangannya yang normal, mulut manusia mengembangkan dua perangkat gigi, yaitu gigi sulung atau gigi susu yang kemudian diganti oleh gigi tetap. Adapun rumus gigi sulung dan gigi tetap, sebagai berikut:
a) Rumus gigi sulung.
Rahang Atas M2 : C1 : I2 I2 : C1 : M2
Rahang Bawah M2 : C1 : I2 I2 : C1 : M2
b) Rumus gigi tetap.
Rahang Atas M3 : P2 : C1 : I2 I2 : C1 : P2 : M3
Rahang Bawah M3 : P2 : C1 : I2 I2 : C1 : P2 : M3
Keterangan:
I = gigi seri (incicivus) berjumlah 8 buah
C = gigi taring (canninus) berjumlah 4 buah
P = geraham pertama (premolar) berjumlah 8 buah
M = geraham (molar) berjumlah 12 buah
Jadi gigi sulung berjumlah 20 buah, sedang gigi tetap berjumlah 32 buah. Gigi-gigi ini berfungsi antara lain:
a) Gigi seri untuk memotong makanan
b) Gigi taring untuk merobek makanan
c) Gigi geraham untuk mengunyah makanan.
Gigi sebagai alat untuk mengunyah, memotong dan merobek makanan tertanam dalam rahang dan dilindungi oleh gusi. Struktur gigi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a) Mahkota gigi (corona), dapat dilihat dalam mulut dan mempunyai bentuk yang berbeda-beda.
b) Leher gigi (colum), merupakan batas antara mahkota gigi dengan akar gigi.
c) Akar gigi (radix), merupakan bagian gigi yang tertanam dalam rahang, ujung akar gigi merupakan bagian akar gigi sebagai tempat keluar dan masuknya serabut saraf dan pembuluh darah.
Gigi terbentuk dari jaringan gigi yang terdiri:
a) Email (glazur atau enamel), merupakan lapisan keras yang menutupi mahkota gigi, dan jaringan yang paling keras dalam tubuh.
b) Tulang gigi (dentin), merupakan jaringan yang berwarna kekuningan yang membentuk gigi.
c) Sumsum gigi (pulpa), Merupakan suatu rongga pada bagian tengah gigi yang berisi serabut saraf dan pembuluh darah.
d) Semen (sementum), merupakan jaringan semacam tulang yang menutupi akar gigi.
b. Kerongkongan (esofagus)
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran makanan dari mulut menuju lambung dengan panjang ± 25 cm dan lebar 2 cm. Fungsi esofagus adalah menghasilkan lendir dan mendorong makanan ke dalam lambung melalui gerak peristaltik. Gerak peristaltik adalah gerakan kembang kempis saluran kerongkongan berupa pipa yang berbelit-belit/meliuk-liuk untuk mendorong makanan kearah lambung.
c. Lambung (gaster/ventrikulus).
Makanan di kerongkongan dengan menggunakan gerak peristaltik didorong menuju lambung. Lambung merupakan alat pencernakan yang berupa kantung berbentuk huruf S, terletak pada bagian kiri atas perut di bawah diafragma. Lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut:
1) Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.
2) Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
3) Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Dinding lambung terdiri atas tiga lapisan otot, yaitu:
1) Lapisan otot memanjang di bagian luar.
2) Lapisan otot melingkar di bagian tengah.
3) Lapisan otot miring di bagian terdalam.
Pada bagian perbatasan antara lambung dengan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara reflex akan terbuka jika ada makanan masuk. Pada bagaian antara usus dengan pylorus terdapat otot sfinkter pilorus.
Kelenjar-kelenjar pada didnding lambung mengahsilkan suatu getah pencernakan yang disebut getah lambung. Getah lambung adalah suatu campuran zat-zat kimia yang sebagian besar terdiri dari air dan juga mengandung HCl, pepsin, renin, lipase.
1) Asam klorida (HCl).
Menyebabkan lambung mempunyai kadar asam tinggi, fungsinya HCl adalah:
a) Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin
b) Merangsang sekresi getah lambung
c) Mencegah terjadinya fermentasi oleh bakteri
d) Mengontrol membuka dan menutupnya klep antara lambung dengan usus halus.
e) Membunuh bakteri yang masuk bersama makanan.
2) Pepsin.
Enzim yang berfungsi mengubah protein menjadi protease atau pepton.
3) Renin.
Enzim yang berfungsi untuk meggumpalkan protein susu (kasein)
4) Lipase.
Enzim yang berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
5) Mukus/lendir.
Mukus/lendir adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel dinding lambung. Mukus berfungsi melindungi sel-sel dinding lambung dari HCl ataupun dari enzim pemecah protein.
d. Usus Halus.
Usus halus merupakan suatu saluran yang panjang dengan banyak lipatan/lekukan di dalamnya yang disebut vili/jonjot usus. Vili berfungsi untuk memperluas permukaan usus halus yang panjangnya lebih kurang 6,5 m dan lebarnya lebih kurang 25 mm. Usus halus terdiri atas:
1) Duodenum/usus 12 jari.
Usus 12 jari panjangnya ± 25 m. Pada usus halus bermuara dua saluran, yaitu saluran empedu (ductus hepaticus), yang berasal dari hati dan saluran pankreas (ductus cysticus). Cairan empedu berasal dari hati, berwarna kuning kehijauan. Cairan empedu terdiri atas:
a) Mengandung garam-garam organik.
b) Zat warna bilirubin dan biliverdin.
c) Mengandung garam-garam mineral.
d) Mengandung kolesterol
e) Musin, berfungsi membasahi dan melicinkan duodenum.
Fungsi empedu adalah:
a) Merubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
b) Mengurangi tegangan permukaan sehingga lemak berubah menjadi emulsi lemak.
c) Mengaktifkan lipase.
d) Membantu penyerapan vitamin K.
Fungsi hati adalah:
a) Sebagai pusat distribusi makanan.
b) Membunuh bibit penyakit (penawar racun).
c) Merubah provitamin A menjadi vitamin A
d) Menghancurkan eritrosit.
e) Menyimpan glikogen.
Saluran pankreas berisi cairan pankreas yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Cairan pankreas berisi enzim amilase, tripsin, dan lipase. Selain enzim juga dihasilkan NaHCO3 yang berfungsi menetralisir suasana asam pada usus. Fungsi enzim-enzim pankreas, yaitu:
a) Amilum, oleh amilase → maltosa.
b) Lipid, oleh lipase → asam lemak + gliserol.
c) Pepton, oleh tripsin → asam amino.
2) Jejenum/usus kosong.
Merupakan bagian dari usus halus yang selalu ditemukan dalam keadaan kosong pada mayat. Berfungsi sebagai tempat penyelesaian dari semua proses penceranakan makanan.
3) Ileum/usus penyerapan.
Merupakan bagian dari usus halus, terdapat beberapa kelenjar yang menghasilkan getah usus yang mengandung enzim. Enzim-enzim itu antara lain:
a) Sukrosa, oleh sukrase → glukosa + fruktosa.
b) Maltosa, oleh maltase → 2 molekul glukosa.
c) Laktosa, oleh laktase → glukosa + galaktosa.
d) Polipeptida, oleh peptidase → asam amino.
e) Nukleosida, oleh nukleosidase → basa nitrogen + gula pentosa.
f) Tripsinogen, oleh enterokinase → tripsin.
g) Nukleotida, oleh nukleotidase → nukleosida + fosfat.
e. Kolon/usus besar.
Panjang usus halus ± 1 m dengan diameter ± 6,5 cm. Usus besar merupakan saluran terakhir dari saluran pencernakan. Pada pertemuan usus halus dan usus besar terdapat suatu penyempitan yang disebut klep ileosekum sehingga makanan tidak dapat kembali ke usus halus. Fungsi usus besar/kolon, antara lain:
a) Penyerapan air
b) Proses pembusukan oleh bakteri E. coli.
c) Menghasilkan vitamin K dan B12.
d) Menampung zat-zat buangan sebelum defekasi. Defekasi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil pencernakan makanan melalui anus.
f. Rektum/anus.
Merupakan bagian akhir dari saluran pencernakan.
2. Kelainan dan gangguan pada sistem pencernakan pada manusia, antara lain:
1) Gastritis adalah suatu radang yang akut atau kronis pada lapisan mukosa dinding lambung yang disebabkan oleh makanan yang kotor, dan radang yang kronis disebabkan oleh kelebihan asam lambung.
2) Hepatitis (radang hati menular) disebabkan infeksi virus pada hati.
3) Diare disebabkan oleh infeksi bakteri, diet yang jelek, zat-zat beracun, rasa gelisah, atau makanan yang dapat menyebabkan iritasi pada dinding usus.
4) Keracunan makanan disebabkan oleh bakteri. Gejalanya adalah muntah-muntah, diare, nyeri rongga dada dan perut, dan demam.
5) Hemeroid adalah pembengkaan vena di daerah anus. Gejalanya adalah rasa gatal-gatal, nyeri dan pendarahan.
6) Radang usus buntu (apendisitis) yaitu umbai cacing membengkak, meradang, dan terisi oleh nanah.
7) Kanker lambung, gejalanya merasa panas, kehilangan nafsu makan, ketidak sanggupan mencerna, sedikit rasa muak, rasa gembung, gelisah sesudah makan,dan timbul rasa nyeri pada lambung.
8) Sembelit usus besar mengabsorpsi air secara berlebihan dari feses dan menyebabkan feses kering dan keras serta pengeluaran menjadi sulit.
9) Bakteri Salmonella menyebabkan penyakit semacam demam tifus dan paratifus.
10) Bakteri Stafilokokus. Gejala seperti keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella.
11) Bakteri Clostridium botulinum adalah suatu bentuk keracunan makanan yang berbahaya dan fatal yang disebut botulisma. Gejalanya kelumpuhan, penglihatan kabur, menyerang sistem saraf.
12) Serestomia, merupakan gangguan sistem pencernakan yang disebabkan oleh sedikitnya produksi air liur.
13) Perotinitis, merupakan infeksi pada selaput rongga perut (peritonium).
14) Maag, Merupakan gangguan pada lambung yang berakibat rasa perih pada dinding lambung. Gejalanya: rasa mual, mulas, kembung. Dipicu oleh pola makan yang tidak teratur, minuman beralkohol, dan stres.
C. Sistem Pencernakan pada Hewan Memamah Biak (ruminansia).
Perbedaan antara sistem pencernakan pada hewan memamah biak dengan manusia terutama terletak pada susunan dan fungsi gigi dan lambungnya. Adapun susunan saluran pencernakan pada hewan memamah biak sebagai berikut:
1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi pada hewan memamah biak adalah:
a) Gigi seri (insisivus), bentuk sesuai untuk menjepit rumput dan daun.
b) Gigi taring (caninus), tidak berkembang.
c) Gigi geraham belakang (molare), berbentuk datar dan lebar.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm. Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung dan disini tidak terjadi proses pencernakan makanan.
3. Lambung (Ventrikulus).
Lambung ruminansia terdiri atas empat ruangan, yaitu:
a. Rumen (perut besar)
b. Retikulum (perut jala)
c. Omasum (perut buku)
d. Abomasum (perut kelenjar)
1) Rumen (perut besar)
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan. Di dalam rumen terdapat bakteri dan protozoa yang menghasilkan enzim pemecah polisakarida, seperti: hidrolase, amilase, oligosakarida, glikosidase, selulase (pemecah selulosa). Enzim pemecah protein yaitu enzim proteolitik.
2) Retikulum (perut jala)
Pada retikulum makanan diaduk-aduk dan dikembalikan atau didorong ke mulut untuk dikunyah kembali. Dan kemudian makanan ditelan lagi masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum.
3) Omasum (perut buku)
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang menghasilkan enzim sehingga makanan menjadi lebih halus dan air diserap kembali, kemudian makanan masuk ke abomasum.
4) Abomasum (perut kelenjar)
Di dalam abomasums makanan dicernakan lagi dengan bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum merupakan perut yang sebenarnya.
5) Usus Halus.
Pada usus halus sari-sari makanan di serap oleh dinding usus kemudian oleh darah diedarkan keseluruh tubuh.
6) Usus besar.
Pada usus besar terjadi penyimpanan sementara sisa-sisa makanan.
7) Rektum.
Rektum merupakan poros usus/ujung luar saluran pencernakan yang akan dilalui oleh feses.
Urutan pencernakan pada hewan memamah biak (ruminansia) adalah: mulut → rumen → retikulum → mulut → rumen → retikulum → omasum → abomasum → usus halus → usus besar → rektum/anus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar