Pengertian apotik hidup adalah suatu usaha budidaya tanaman obat pada lahan atau pot/ polibag, untuk diambil manfaatnya. Untuk usaha budidaya tanaman dalam apotik hidup, perlu memahami tentang pengertian dan fungsi pekarangan. Pekarangan adalah benda alam yang terletak pada lapisan kulit bumi teratas terdiri dari butir-butir tanah, udara, air, sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang merupakan tempat tumbuhnya tanaman. Sesuai dengan pengertian tersebut maka tanah mempunyai beberapa peranan, yaitu :
1. Tanah sebagai tempat tumbuhnya tanaman.
Semua tanaman di dunia ini tumbuh di atas tanah, oleh karena itu tanah harus dijaga kesuburannya. Tetapi ada beberapa tanaman yang hidupnya menempel pada tanaman lain (epifit), contoh : anggrek, tali putri, benalu, dan macam-macam tumbuhan air.
2. Tanah sebagai tempat persediaan udara bagi pernapasan akar tanaman. Udara dapat masuk ke dalam tanah lewat lubang-lubang/ sela-sela atau pori-pori tanah. Tersedianya udara di dalam tanah sangat penting artinya bagi pernapasan akar dan kehidupan mikroorganisme yang berguna/ menguntungkan. Contoh : gas O2, N2, CO2¬, dll.
3. Tanah sebagai tempat persediaan unsur-unsur makanan bagi tumbuhan.
Dalam hidupnya tanaman juga memerlukan zat makanan dan zat-zat lainnya. Kebutuhan itu harus tersedia dalam keadaan cukup, sebab apabila zat-zat itu kurang cukup, maka pertumbuhan tanaman akan terganggu. Zat-zat atau unsur-unsur itu antara lain : K, N, P, Mg, dll.
4. Tanah sebagai tempat persediaan air bagi tumbuh-tumbuhan.
Air berasal dari air hujan atau air tanah merupakan hal yang sangat penting sekali bagi kehidupan. Tumbuhan memerlukan air fungsinya yaitu sebagi bahan pelarut zat-zat makanan, tumbuhan tanpa air zat-zat makanan tidak larut , sehingga tidak dapat diserap oleh akar.
Lapisan tanah.
Lapisan tanah dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1) Lapisan tanah atas.
Tebal lapisan ini antara 50-60 cm, warnanya coklat sampai kehitam-hitaman, lebih gembur sering dinamakan tanah olah atau tanah pertanian.
2) Lapisan tanah bawah.
Tebal lapisan ini antara 50-60 cm, warnanya kemerah-merahan, lebih terang atau lebih muda, dan lebih padat sering disebut tanah cadas (padas) atau tanah keras.
3) Lapisan bahan induk tanah.
Lapisan ini menyolok warnanya yaitu kemerah-merahan atau kelabu keputih-putihan. Lapisan ini disebut bahan induk tanah.
4) Lapisan batuan induk.
Lapisan ini masih merupakan batuan pejal, belum mengalami proses pemecahan. Ini merupakan bahan induk tanah yang mengalami perubahan beberapa proses, dan memerlukan waktu yang sangat lama.
Fungsi pekarangan.
Fungsi pekarangan yang masih berlaku di masyarakat, antara lain :
a. Sebagai penghasil kayu bakar.
b. Sebagai penghasil bahan bangunan.
c. Sebagai penghasil kerajinan rumah tangga.
d. Sebagai penghasil tanaman obat-obatan (apotik hidup).
e. Sebagai penghasil makanan tambahan.
f. Sebagai penghasil tambahan pendapatan.
Beberapa jenis budidaya pekarangan terdiri dari :
1. Buah-buahan.
Durian, duku, mangga, jeruk, advokat, nangka, rambutan, pisang, jambu, sirsak, papaya, srikaya, belimbing, dll.
2. Rempah-rempah.
Laos, cengkih, kencur, serai, kunyit, jahe, salam, dll.
3. Sayuran.
Kecipir, bawang merah, bawang putih, bayam, labu, tomat, katuk, terung, dll.
4. Palawija.
Jagung, kacang, buncis, ubi jalar, singkong, kacang panjang, talas, dll.
5. Bunga-bungaan.
Kenanga, flamboyan, anggrek, mawar, melati, nusa indah, bougenville, kaca piring, dll.
6. Obat-obatan.
Lidah buaya, kecubung, kumis kucing, temu lawak, beluntas, dll.
Cara pemeliharaan tanaman apotik hidup.
a. Sanitasi tanah harus di usahakan agar selalu dalam keadaan gembur, bersih dari rerumputan.
b. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore secara teratur dan cukup, terutama di musim kemarau.
c. Tanaman harus selalu diperhatikan dan diperiksa kalau mungkin terserang hama.
d. Pemupukan dilakukan menurut jadwal, dosis yang dianjurkan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam apotik hidup.
1. Kondisi fisik tanah.
a. Tanah itu termasuk tanah top soil, sub soil, atau batuan induk.
b. Merupakan tanah humus, gembur dan subur.
c. Merupakan tanah pasir.
Yaitu tanah yang banyak mengandung pasir, kandungan pasirnya mencapai 70%, tanah pasir kurang bagus untuk apotik hidup.
2. Tanah liat.
Yaitu tanah yang banyak mengandung liat, kandungannya mencapai 65%, kurang bagus untuk apotik hidup.
3. Unsur hara dalam tanah.
Ada beberapa unsur hara yang harus diperhatikan dalam membuat apotik hidup antara lain :
a. Unsur-unsur makro, seperti : Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesiaum (Mg), Sulfur (S).
b. Unsur-unsur mikro, seperti : Mangan (Mg), Cuprum (Cu), Molibdenum (Mo), Zincum (Zn), Ferrum (Fe), Borium (Bo).
3. Iklim.
Iklim dan musim sangat berpengaruh dalam usaha apotik hidup di Indonesia, hanya ada 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
4. Kelembaban udara.
Kelembaban udara harus diperhatikan dalam membuat apotik hidup. Jika terlalu lembab mudah ditumbuhi jamur, bakteri pathogen yang membusukkan akar, daun dan batang sehingga tanaman mati. Jika kelembaban kurang tanaman akan layu, pertumbuhan terganggu, kering dan layu akhirnya akan mati.
5. PH (derajat keasaman).
Ph tanah harus diukur terlebih dahulu sebelum mengerjakan apotik hidup. Jika PH terlalu asam tambahlah dengan kapur gamping (dolomite), jika terlalu basa tambahlah dengan pupuk kompos.
6. Letak ketinggian tanah.
Letak ketinggian tanah harus diperhatikan. Apakah pada dataran rendah atau dataran tinggi, sebab jenis tanaman telah adaftif terhadap letak ketinggian tanah masing-masing. Jika menanam tanaman pada tanah yang ketinggian tanahnya tidak cocok maka tanaman akan mati.
7. Pemberantasan hama penyakit.
Bahwa pemberantasan hama dan penyakit merupakan hal yang penting. Ada 3 cara pemberantasan hama penyakit, yaitu :
a. Pemberantasan hama penyakit secara manual (diambil langsung dengan tangan).
b. Pemberantasan hama penyakit dengan predator (pemangsa).
c. Pemberantasan hama penyakit dengan pestisida.
d. Pemberantasan hama penyakit dengan pestisida biologi.
8. Pemupukan.
Pemupukan dilakukan supaya tanaman pertumbuhannya cepat dan untuk mempercepat pembungaan dan pembuahan. Ada beberapa jenis pupuk, antara lain :
a. Pupuk organik : pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk hijau dari daun.
b. Pupuk anorganik : TSP, KCl, Urea, NPK, dll.
9. Penyiangan.
Penyiangan apotik hidup dilakukan seminggu sekali untuk menghilangkan rumput-rumputan liar, gulma, bekicot, belalang, dll.
10. Menentukan desain apotik hidup.
Dalam membuat apotik hidup harus didesain atau digambar dan ditentukan jenis tanamannya serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tersebut.
11. Pemanenan.
Pemanenan perlu diperhatikan yaitu pengolahan produk apotik hidup paska panen, serta pemasarannya.
12. Pengolahan tanah.
Pengolahan tanah dilakukan supaya tanah menjadi gembur, pori-pori tanah banyak, sehingga gas-gas serta mineral yang berguna dapat masuk kedalam tanah dan akar tanaman bisa menembus tanah.
Penanaman pada pot atau wadah.
a. Pot.
Macam-macam pot diantaranya pot kayu, pot semen, pot tanah dan keramik serta masih banyak wadah tanaman lagi, misalnya ember bekas, botol aqua, gelas aqua, dll. Pot terbaik berasal dari tanah karena dinding pot porus dan dapat untuk menempel akar.
b. Menyiapkan tanah/ media dalam pot atau wadah.
Tanah hendaknya diusahakan tanah gembur, yang terdiri dari tanah humus : pasir walet : pupuk kandang dengan perbandingan :2 : 1 : 2.
c. Isian pot.
Usahakan dibagian bawah diberi pecahan genting, batu, batu bata, arang, supaya air tak tergenang waktu penyiraman atau hujan. Baru kemudian tanah tersebut dimasuk dalam pot. Meletakkan pot di halaman maupun di ruangan yang serasi dengan keadaan lingkungannya dan perlu dijaga agar mendapatkan sinar matahari waktu pagi hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar