Selasa, 27 April 2010

FITO HORMON

Berbicara tentang hormon tumbuhan tidak lepas dari proses yang dipengaruhi oleh hormon-hormon tersebut yaitu pertumbuhan, perkembangan, pembungaan dan gerak pada tumbuhan. Pertumbuhan mempunyai dua ciri dasar dari perkembangan tumbuhan yaitu :
1. Bertambahnya jumlah sel sebagai hasil pembelahan sel.
2. Bertambah besar yang tetap (irreversible).
Untuk pertumbuhan diperlukan berbagai faktor seperti makanan sebagi sumber energi dan sumber materi, mineral, air, suhu, O2 dan regulator pertumbuhan.
Hormon sebagai regulator pertumbuhan.
Istilah regulator pertumbuhan dipakai untuk beberapa persenyawaan organik yang bukan termasuk makanan, terdapat dalam jumlah yang kecil dapat menggiatkan, menghambat atau memodifikasi pertumbuhan, perkembangan.
Pengertian hormon.
1. Hormon ialah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada satu bagian tumbuhan, sedang respons pertumbuhan terdapat di tempat lain.
2. Hormon adalah zat organik yang dalam jumlah yang sangat sedikit mempengaruhi proses kehidupan, pada waktu mempengaruhi proses kehidupan habis terpakai, dan dibuat dalam tubuh tanaman sendiri.
Zat tumbuh atau hormon dapat dibedakan berdasarkan pengaruhnya, yaitu :
1. Rhizocalien, mempengaruhi pertumbuhan akar.
2. Caulocalien, mempengaruhi pertumbuhan batang.
3. Anthocalien, mempengaruhi pembentukan bunga.
4. Filocalien, mempengaruhi pembentukan daun.
Hormon juga dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Kelompok Auxin group, antara lain :
1) IAA = Indol Acetic Acid.
2) NAA = Naphtyl Acetic Acid.
3) IBA = Indol Butiric Acid.
b. Kelompok Cytokinin group, antara lain :
2) Kinetin = N-6-furfuryl amino purin.
3) BA = N-7-Benzyl amino purin.
4) Zeatin = N-6-Hydroxy methyl (Butinyl amino purin).
Hormon dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses physiologi, dengan dosis yang sangat kecil. Dosis yang mempengaruhi terhadap tanaman yang satu dengan tanaman yang lain tidak sama.
Uraian beberapa fitohormon :
1. Auksin/ Auxin.
Auksin adalah hormon pertumbuhan penting, semua auksin secara umum sama yaitu berupa asam organik yang terdapat secara universal dan tempat sintesa auksin ialah meristem apeks seperti ujung batang (tunas), daun muda dan kuncup bunga. Penemunya adalah Went (1928) dalam percobaannya dengan menggunakan koleoptil dari Avena (sejenis gandum).
a. IAA = Indole 3 Acetic Acid.
Ditemukan tahun 1934. IAA diperlukan sedikit sekali, 1 mg IAA dapat melengkungkan 50 juta koleoptil yang telah dipotong 10 derajat. IAA mempunyai pengaruh terhadap plastisitas dinding sel pada koleoptil. Dengan bertambahnya plastisitas dinding sel, memudahkan peregangan sel dalam respon terhadap tekanan turgor yang terjadi pada waktu air diabsorsi. Perubahan plastisitas dinding sel barangkali melibatkan reaksi-reaksi kimia yang dikatalisis dengan enzim dan IAA merangsang RNA. Diperkirakan IAA mempengaruhi DNA untuk memproduksi RNA untuk sintesis protein. Telah diperlihatkan pula bahwa pemakaian IAA merangsang produksi etilen pada tumbuhan. IAA kerap kali mempengaruhi pertumbuhan akar dengan dosis 50 ppm.
Cara penggunaan :
1. Dengan menggunakan Rhizopon (perangsang akar).
2. Ambil hormon Rhizopon yang berisi IAA yang berbentuk puder atau serbuk.
3. Campur Rhizopon yang berbentuk puder dengan lavertraan zalf (saleb minyak ikan).
4. Oleskan zalf atau saleb yang telah dicampur dengan Rhizopon tadi pada ujung bawah batang stekan dekat di bawah mata tunas, oleskan selebar 3-4 mm dan sepanjang 10 mm (selebar diameter batang stek).
5. Hormon ini kalau berhasil, memacu pertumbuhan akar.

b. IBA = Indole Butiric Acid.
IBA mempengaruhi pertumbuhan akar pada stek daun, batang, dan akar. Penggunaan IBA 25 mg dalam satu liter dapat memacu pertumbuhan akar.
c. NAA = Naphthalen Acetic Acid.
Mempengaruhi pertumbuhan akar pada batang stek.
2. Giberelin.
Giberelin pertama ditemukan sehubungan dengan penyakit padi bekanae di jepang yang disebabkan oleh jamur Gibberella Fujikuroi. Jamur ini menghasilkan beberapa macam giberelin yang lebih dikenal dengan nama asam giblat (Giberelic Acid). Pengaruh yang sudah sangat dikenal dari giberelin ialah menambah perpanjangan batang. Ada 6 macam giberelin (GA) yaitu : GA1, GA2, GA3. Giberelin terdapat di berbagai bagian jenis tumbuhan sebagai regulator pertumbuhan. Giberelin juga berpengaruh terhadap pembungaan, pertunasan dan dormansi. Percobaan telah dilakukan terhadap jagung kerdil, ternyata giberelin telah dapat menambah tinggi jagung tersebut, makin bertambah konsentrasi giberelin makin tinggi respon pertumbuhannya. Giberelin mempengaruhi baik perpanjangan sel maupun pembelahannya. Sumber utama Giberelin ialah bakal daun dan sistem akar. Sintesis giberelin juga terjadi pada embrio buah dan biji.
3. Sitokinin.
Sitokinin mempunyai pengaruh terhadap berbagai proses pertumbuhan. Sitokinin ditemukan pada santan kelapa, ekstrak ragi, berbagai buah-buahan dan pada jaringan yang aktif membelah, diduga banyak terdapat pada tumbuhan tinggi. Terdapat 9 jenis sitokinin yang telah dilaporkan dan kira-kira ada 100 macam sitokinin sintesis. Sitokinin mempengaruhi ekspansi sel pada berbagai jaringan, tetapi dapat menghambatnya pada jaringan yang lain.
Contoh sitokinin adalah :
1. Kinetin mempunyai struktur lebih kompleks dari auksin. Kinetin memperlambat penuaan karena menekan pembentukan enzim protease.
2. Zeatin merupakan sitokinin yang telah diindentifikasi sebagai regulator pertumbuhan umum ( general growth regulator), mempunyai struktur molekul hampir sama dengan kinetin.
4. Etilen.
Etilen ialah berupa gas yang mudah menguap dan jika terbentuk karena pembakaran tidak sempurna dari batu bara atau minyak bumi dapat merusak tanama. Tetapi sekarang diketahui bahwa etilen merupakan regulator pertumbuhan pada tumbuhan. Etilen mempercepat pematangan kebanyakan buah-buahan. Etilen mempercepat proses penuaan pada organ tumbuhan, yaitu mempercepat gugurnya daun, bunga, buah.
5. Abscisic Acid (Asam Abscisat).
Ditemukan pada tahun 1950 dan merupakan zat penghambat pertumbuhan (inhibitor). Tahun 1960 rumus molekulnya ditemukan dan diberi nama asam abscisat (Abscisic Acid = ABA). ABA terdapat pada jaringan tumbuhan biasanya berinteraksi dengan regulator pertumbuhan lainnya sebagai inhibitor. Jika ABA dikenakan pada daun, bagian daun itu segera akan menjadi kuning (menua). ABA secara umum sebagai inhibitor termasuk penghambatan bertunas pada biji. Seperti regulator yang lain cara kerjanya mempengaruhi AND-ARN dan sistem sintesis protein.

Minggu, 25 April 2010

Pupuk Kompos Tablet


Pupuk tablet ini dibuat dari sampah organik dari tempat pembuangan sampah Wonokarto Wonogiri yang berisi sampah rumah tangga kemudian di komposkan dengan menggunakan biostarter turunan EM4. Hasilnya cukup bagus untuk pertanian.


Pupuk kompos tablet ini dibuat dari sampah organik dari pasar Wuryantoro dengan menggunakan Biostarter lokal ditambahkan urine sapi dan ragi. Hasilnya mempunyai C/N ratio 14, dengan kandungan unsur hara makro dan mikro lengkap.


Pupuk ini dibuat dari sampah organik dari pasar Kota Wonogiri yang berupa sampah sayur mayur, buah-buahan, sisa makananyang di komposkan dengan menggunakan Biostarter tradisional yang terbuat dari mikroorganisme lokal, kemudian ditambahkan feses sapi dan sekam bakar, kemudian dicetak menjadi pupuk granular yang siap pakai oleh petani. Pupuk ini merupakan alternatif bagi petani untuk mengganti atau memperbaiki mikro ekosistem tanah pertanianya sehingga ketergantungan terhadap pupuk kimia dapat dikurangi. Selain itu juga dapat mengolah sampah organik dan dapat diciptakan lingkungan yang bersih bebas dari zat pencemar (polutan).

Minggu, 18 April 2010

Pupuk Cair dan Biostarter


Pupuk cair ini terbuat dari sampah organik dari Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Wonokarto Wonogiri yang kemudian ditambahkan beberapa bahan organik dari limbah ikan dari Waduk Gajah Mungkur Wonogiri tepatnya di daerah Sendang, dengan biostarter EM4, kemudian di pateurisasi. Langkah ini dalam upaya membantu petani untuk mendapatkan pupuk yanh murah serta untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang di sebabkan oleh sampah organik.



Biostarter tradisional adalah zat hasil fermentasi dengan bahan dari sampah organik pasar Eromoko Kabupaten Wonogiri, seperti: kobis busuk, kentang busuk, sledri busuk, ikan busuk, tomat busuk, nanas busuk, dll dan kemudian ditambahkan larutan gula jawa, bubuk terasi, dan feses segar sapai bersama urine. difermentasikan selama kira-kira 2 minggu kemudian disaring, dan di masukkan kedalam botol bekas aqua atau botol apa saja. Biostarter ini bisa bertahan sampai 3 bulan. Biostarter ini berisi bakteri- bakteri pengurai sampah organik lokal dan mikroorganisme lainnya.

Untuk mengomposkan sampah organik di daerah Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri yang volumenya tiap tahun selalu meningkat dan kami menawarkan solusi itu dengan jalan melaksanakan proses pengomposan sampah organik dalam percobaan dengan menggunakan biostarter EM4 dapat berhasil dengan baik. Lindi hasil samping proses pengomposan sampah organik pasar pracimantoro itu ternyata cukup efektif digunakan untuk proses pengomposan dengna perlakuan di tambahkan larutan gula jawa dan urine kambing.

lindi merupakan air bekas proses pengomposan sampah organik, proses pengomposan ini menggunakan biostarter stardec. Supaya biaya yang di keluarkan akibat penggunaan biostarter stardec dapat di tekan, maka dapat menggunakan lindi hasil samping proses pengomposan. Lindi ini ternyata cukup efektif di gunakan kembali untuk proses pengomposan. Proses pengomposan ini menggunakan sampah organik di pasar Wuryantoro, wonogiri dengan penambahan feses sapi segar yang telah dicairkan.