Minggu, 14 Maret 2010

Sistem Imunitas (Kekebalan)

SISTEM IMUNITAS (KEKEBALAN)

Sepanjang hidupnya, setiap organisme akan bersentuhan dengan bermacam-macam mikroorganisme dan berbagai parasit. Banyak mikroorganisme dan parasit dapat merusak tubuh, menimbulkan penyakit, bahkan membunuh atau mematikan. Secara alami, tubuh telah mempunyai alat pertahanan yang disebut sistem kekebalan atau imunitas. Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh disebut immunologi. (Amien Moh, 1994)

A. Kekebalan tubuh.

Di dalam tubuh, sistem imun melawan berbagai penyerang yang berupa benda asing atau antigen. Kekebalan tubuh ini dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

  1. Kekebalan bawaan (innate immunity).

Kekebalan bawaan disebut juga kekebalan tidak spesifik. Kekebalan ini merupakan garis utama tubuh yang pertama dalam melawan semua agen asing yang masuk ke dalam tubuh. Alat imunitas bawaan ini antara lain: kulit, air mata, mucus, dan air ludah yang mencegah laju peradangan setelah terjadi infeksi.

  1. Kekebalan adaptasi.

Kekebalan adaptasi disebut juga kekebalan spesifik. Kekebalan ini dilakukan oleh sel, molekul dan organ dari sistem imun, menghasilkan suatu imun yang spesifik untuk melawan agen asing atau antigen atau penyakit.

B. Alat-alat kekebalan tubuh

1. Daya tahan tubuh non spesifik.

  1. Kulit yang utuh tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme karena epidermis terdiri dari berlapis-lapis sel epitel yang sangat rapat dan disertai lapisan tanduk pada bagian atasnya.
  2. Suasana asam di kulit mengurangi pertumbuhan mikroorganisme.
  3. Keringat, air mata dan lendir dapat mengencerkan atau membersihkan benda-benda asing/antigen.
  4. Refleks batuk, bersin dan muntah dapat mengeluarkan zat-zat asing dari saluran pernapasan dan saluran pencernaan bagian atas.
  5. Asam lambung dapat membunuh segala macam mikrorganisme dan melumpuhkan berbagai racun.
  6. Mikroorganisme yang normal pada kulit dan selaput lendir dapat menekan munculnya bakteri patogen.
  7. Lisozyme, merupakan enzim bakterisida, terdapat pada air ludah, air mata, keringat yang akan mengurangi kemungkinan infeksi oleh bakteri patogen.
  8. Enzim proteolitik empedu dapat membunuh bakteri patogen.
  9. pH rendah pada vagina serta spermin pada sperma dapat membunuh mikroorganisme patogen.

2. Interferon.

Interferon adalah protein yang membantu untuk melindungi sel-sel tubuh yang sehat di sekitarnya terhadap virus. Interferon yang dihasilkan sebagai respon terhadap suatu virus, memberikan perlindungan kepada sel-sel terhadap invasi yang sama atau virus lainnya. Interferon berfungsi untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, meningkatkan sistem kekebalan, efektif untuk melawan melanoma (kanker kulit), leukemia, membantu menyembuhkan rematik tulang.

3. Antibodi.

Antibodi adalah suatu protein (immunoglobulin) yang diproduksi oleh sel. Antibodi terdiri dari empat rantai polipeptida, yaitu satu pasang rantai panjang (rantai berat) dan satu pasang rantai pendek (rantai ringan). Keempat polipeptida disatukan membentuk struktur quartener. Setiap antibodi memberikan tanggapan yang berbeda terhadap benda asing yang memasuki tubuh. Perbedaan masing-masing molekul antibodi terutama ditentukan oleh urutan asam amino yang menyusun bagian yang berfungsi mengikat antigen (benda asing). Immunoglobulin adalah protein penyusun antibodi yang dibedakan menjadi 5 kelas berdasarkan keanekaragaman antigenetiknya. Kelima kelas immunoglobulin adalah: immunoglobulin G, immunoglobulin A, immunoglobulin M, immunoglobulin E, immunoglobulin D.

Kerja antibodi dalam upaya melenyapkan antigen/penyakit, adalah:

  1. Netralisasi, yaitu upaya pengikatan antibodi terhadap zat toksin atau pengikatan antigen.
  2. Aglutinasi, yaitu proses penggumpalan antigen oleh antibody.
  3. Presipitasi, yaitu proses yang terjadi apabila suatu zat terpisah dari larutannya.
  4. Pengaktifan sistem komplemen.
  5. Peningkatan fagositosis.
  6. Stimulasi sel pembunuh.

4. Makrofag.

Makrofag adalah sel leukosit yang menjalankan fungsinya secara fagosit terhadap bahan-bahan asing atau bakteri yang masuk kedalam tubuh. Makrofag dapat meninggalkan sistem peredaran darah dan masuk ke dalam jaringan dan rongga tubuh. (Losyana dkk,2007)

5. Netrofil

Netrofil berfungsi fagosit terhadap antigen/benda asing yang masuk kedalam tubuh.

6. Limfosit

Limfosit, yaitu sel-sel kecil dengan bentuk berubah-ubah yang mengenali antigen, menghasilkan antibodi dan mengontrol respon kebal. Limfosit beredar keseluruh bagian tubuh, dari aliran darah ke limfe dan kembali ke dalam darah. Limfosit mempunyai dua bentuk utama, yaitu T limfosit dan B limfosit. Keduanya berasal dari sumsum tulang. T limfosit (T sel) bergerak menuju ke kelenjar timus (suatu kelenjar limfe yang terdapat pada dasar leher di bawah tulang dada) dan mengalami sebagaian dari perkembangannya. B limfosit (B sel) mengalami proses yang serupa di dalam sumsum tulang. Keduanya mempunyai sel-sel dengan molekul-molekul di permukaannya yang sangat serupa yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengenal antigen yang spesifik dan mengikatnya. Reaksi pengenalan ini memacu limfosit untuk memulai suatu respon kebal yang membinasakan antigen.

7. Sel Natural Killer

Sel natural killer merupakan sel mirip dengan limfosit. Sel ini akan menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker dengan jalan melisiskan/menghancurkan membran sel-sel tersebut pada saat bertemu pertama kali. Jadi sel natural killer membentuk pertahanan yang bersifat segera.

8. Sistem Komplemen.

Sistem komplemen ialah seri (lebih dari 18 macam) protein plasma yang dihasilkan oleh hati dan beredar di dalam pembuluh darah dalam keadaan inaktif. Apabila ada mikroorganisme tersebut akan mengaktifkan sistem komplemen. Hal lain yang dapat mengaktifkan sistem komplemen, yaitu jika terdapat kompleks antibodi yang telah melekat pada antigen. Sistem komplemen yang telah aktif ini berupa suatu seri reaksi kimia. Adapun akibat reaksi kimia adalah sebagai berikut:

  1. Menghasilkan opsonin, yaitu zat yang melekatkan mikroorganisme dengan leukosit sehingga memudahkan terjadinya fagositosis.
  2. Menyebabkan pelepasan histamin oleh mastosit (sel mast). Histamin menyebabkan vasodilitas dan meningkatnya permeabilitas kapiler terhadap protein.
  3. Menghasilkan hemotoksin yang akan menarik leukosit menuju daerah infeksi.
  4. Menghasilkan kinin yang mempunyai fungsi seperti histamin, dan juga merangsang reseptor saraf (rasa sakit, gatal).
  5. Membentuk Membran Attack Complex (MAC) yang menyerang membran permukaan mikroorganisme dengan jalan membenamkan dirinya sehingga terbentuk saluran besar pada membran mikroba. Dengan adanya saluran tersebut, membran bocor, sel membengkak dan pecah.

C. Mekanisme Respon Kebal

Patogen seperti virus, bakteri atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang sakit. Suatu penyakit yang khusus dapat menyebabkan sistem kekebalan, dapat meningkatkan respon kebal yang pertama dan menghasilkan sel-sel memori (sel imun yang mengingat peristiwa imunologik tertentu) yang siap memicu respon kebal kedua pada perlawanan tubuh yang pertama terhadap antigen penyakit. Sistem kekebalan adalah sangat vital dalam melindungi tubuh dari penyakit. Bila sesuatu berjalan salah dengan sistem kekebalan tubuh, maka akibatnya bisa fatal. Misalnya, bila kelenjar timus tidak normal kerjanya, maka T limfosit gagal untuk berkembang. Tanpa T limfosit penolong, B limfosit tidak dapat membentuk klon. Klon adalah keturunan aseksual dari suatu sel tunggal. Seorang bayi yang dilahirkan tanpa T limfosit akan gagal dalam memprodusir klon B sel yang berperan untuk melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Dengan demikian biasanya akan terbunuh oleh patogen pertama yang dijumpainya. (Losyana dkk, 2007).

D. Macam-macam Mekanisme Pertahanan Tubuh

Mekanisme pertahanan tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan.

  1. Kekebalan Aktif Alami (naturan immunity)

Kekebalan aktif alami adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Contoh: orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab tubuh yang terserang sudah kenal dengan antigen yang menyerang. Akibatnya darah membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut.

  1. Kekebalan Aktif Buatan (induced immunity)

Kekebalan aktif buatan, diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Tindakan memberi vaksin disebut vaksinasi atau immunisasi.

2. Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Kekebalan Pasif dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Kekebalan pasif alami

Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya pada waktu dalam kandungan dan ASI yang pertama kali.

  1. Kekebalan pasif buatan

Kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Contoh, suntikan ATS (anti tetanus serum)

E. Macam-macam Immunisasi

Immunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Macam-macam immunisasi adalah:

1. Immunisasi BCG

Immunisasi ini memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC), vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan.

2. Immunisasi DPT

Immunisasi DPT adalah immunisasi yang melindungi terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang tenggorokan. Pertusis adalah penyakit batuk rejan yang menyerang saluran udara yang disebabkan oleh bakteri. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.

3. Immunisasi DT

Immunisasi DT memberi kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus.

4. Immunisasi TT

Immunisasi tetanus (tetanus toksoid) memberi kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. Dengan menggunakan ATS (anti tetanus serum).

5. Immunisasi Campak

Immunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

6. Immunisasi MMR

Immunisasi MMR adalah memberi perlindungan terhadap campak, gondong, dan campak jerman (rubella).

7. Immunisasi Hib

Immunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak.

8. Immunisasi Varisella

Immunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.

9. Immunisasi HBV

Immunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.

10. Immunisasi Pneumonikokus Konjugata

Immunisasi pneumonikokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga.

F. Berbagai Kelainan Immunitas

1. Otoimunitas

Otoimunitas adalah suatu kondisi yang membahayakan dimana tubuh mengembangkan antibodi pada antigennya sendiri. Jadi otoimunitas merupakan kegagalan daya dikriminasi endogen pada sistem kekebalan sehingga zat yang berasal dari tubuh sendiri dianggap sebagai zat/benda asing dan terhadapnya di bentuk zat anti/antibodi. Contoh pada penyakit demam rematik, arthritis rematik, anemia pernisiosa, Addison.

2. Kanker

Apabila sel tubuh berubah menjadi sel-sel kanker, berubah pula sifat-sifatnya. Dalam arti, sel kanker dapat menghasilkan makromolekul tertentu yang dapat bertindak sebagai antigen yang tidak dimiliki pleh sel-sel normal. Akan tetapi kenyataannya sel-sel kanker berkembang biak dengan cepat, hal ini antibodi tidak dapat mengenalnya, peristiwa ini disebut peluputan imunologis.

3. Alergi

Alergi adalah suatu reaksi antigen (allergen) dengan antibodi ataupun dengan sel T yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala-gejala sakit dan kerusakan sel-sel tubuh.

4. AIDS

AIDS adalah penyakit akibat infeksi virus yang sangat melemahkan sistem imunitas tubuh. Penyakit ini dinamakan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom), dimana virus penyebabnya adalah HTLV III atau Human T Limphotropic Virus type III yang biasanya disebut pula sebagai HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Pertama kali AIDS ditemukan pada tahun 1981. Virus ini mungkin dipindahkan atau ditularkan dari kera sebagai inangnya ke penduduk Afrika pada tahun 1960. Pada umumnya orang yang terinfeksi virus AIDS tidak menunjukkan gejala-gejalanya dengan segera. Mereka menularkan kepada oarang lain malalui hubungan seksual heteroseksual maupun homoseksual, penggunaan bersama jarum suntik, transfusi darah. Virus HIV dapat berada pada darah penderita, cairan vagina, air susu, air mani, air ludah, air mata dan tinja. Virus HIV adalah retrovirus (virus dengan suatu gen ARN) yang menyerang sel-sel di dalam otak, sehingga banyak penderita AIDS mengalami kerusakan otak atau gila. Virus HIV membunuh limfosit dan mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan patogen. Penderita AIDS mempunyai sejumlah makrofag dan B limfosit (B sel), tetapi sejumlah T limfosit penolong (T sel) secara drastis berkurang. Dengan sistem imun yang cacat ini, penderita AIDS jatuh menjadi mangsa diare, kanker, pnumonia atau tuberkolosis, tergantung pada patogen lokal, dan biasanya meninggal karena salah satu infeksi ini. Orang yang terjangkit AIDS/HIV, dalam beberapa bulan atau tahun pertama akan mengalami peradangan pada kelenjar-kelenjar limfe (biasanya di ketiak dan di leher belakang) yang disebut Persistent Generalized Lympha demopathy (PGL). Perkembangan infeksi virus HIV menjadi AIDS dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Infeksi kronis dapat mengakibatkan peradangan pada kelenjar limfe sehingga menimbulkan gejala demam, berat badan menurun drastis, berkeringat, sariawan, dan jumlah eritrosit dan leukosit menurun. (2) Infeksi akut dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar-kelenjar tubuh. (3) AIDS dapat mengakibatkan pnumonia pneumositik, sarkoma kaposi (tumor kulit) dan limfoma (4) AIDS dapat pula menyerang sistem saraf, misalnya peradangan otak sub akut. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat melawan virus HIV. Antibiotika yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi, tidak mempunyai pengaruh terhadap virus HIV. Obat azidothymidine (AZT) menyerupai timidin nukleotida (nucleotidae thymidine) dapat memperpanjang hidup sebagian besar penderita AIDS. Obat ini dapat membunuh virus HIV yang melaukan replikasi. Masa inkubasi penyakit AIDS adalah bervariasi antara 6 bulan sampai dengan 6 tahun.

Pencegahan virus HIV atau penyakit AIDS dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut:

  1. Dengan memberikan pendidikan atau penyuluhan di sekolah, masyarakat, dan keluarga, khususnya tentang pendidikan seks (pendidikan kehidupan keluarga), Pendidikan seks bertujuan untuk: (1) Menjelaskan bagaimana virus HIV ditularkan. (2) Mempromosikan kesucian, kebersihan dan keserhanaan dalam pola hidup, terutama dalam kehidupan perilaku seks.
  2. Dengan menganjurkan agar mereka yang termasuk kelompok beresiko tinggi, hendaknya jangan menyumbangkan darah atau oegan-organ tubuhnya.
  3. Dengan menganjurkan agar para pemakai jarum suntik jangan menggunakan jarum/tebung suntik bekas.
  4. Dengan melakukan pemeriksaan darah dan produk-produk darah secara periodik dan kontinyu.
  5. Dengan melalui dukungan psikis atau emosional (sikap positif) dari penderita AIDS.
  6. Para petugas kesehatan, perawat, dokter dan organisasi-organisasi sukarelawan dan lain-lainnya hendaknya selalu berusaha memberi dukungan sebanyak mungkin kepada penderita AIDS.

Kamis, 11 Maret 2010








Gambar kompos tablet yang terbuat dari sampah organik dari pasar kota Wonogiri. Kompos ini dapat digunakan untuk memupuk perbagai tanaman, antara lain tanaman hias, tanam hortikultura, tanaman sayuran, buah-buahan, perkebunan. Untuk menciptakan sayuran dan buah-buahan organik yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Rabu, 10 Maret 2010

menanam sirih

Menanam, Mencangkok dan merunduk Sirih

Untuk mempermudah perbanyakan sirih, digunakan cara mencangkok. Mencangkok merupakan perbanyakan secara vegetatif yang mudah dilaksanakan.

Pada perbanyakan sirih dengan mencangkok langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Media Tanam Pot

Media tanam yang digunakan untuk mencangkok sirih dan menanam hasil cangkokan adalah: Tanah top soil (tanah subur), pupuk kandang, sekam padi dengan perbandingan: 1:1:1, kemudian diaduk sampai rata. Menyiapkan pot dengan diameter 20 cm kemudian dilubangi pada bagian bawah sebanyak 6 lubang dan bada bagian samping sebanyak 6 lubang. Masukkan media tersebut ke dalam pot sampai pada 1 cm di bawah mulut pot dan siapkan juga penyangga dari bambu atau kayu untuk melilitkan tanaman sirih (lanjaran). Siapkan batang sirih yang sehat, segar, bebas dari penyakit dan berumur tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua yang panjangnya kira-kira 40 cm.

2. Penanaman

Setelah pot dan media telah siap maka langkah berikutnya lubangi media tepat dibagian tengah pot sedalam setengah pot, kemudian masukkan batang tanaman sirih yang telah disiapkan dan selanjutnya tekan media di sekeliling tanaman hingga padat. Tancapkan batang penyangga pada pot kemudian batang sirih dililitkan (dirambatkan) pada batang penyangga tersebut dengan tali plastik, misalnya tali rafia. Siramlah setiap hari sekali secara rutin hingga tumbuh akar dan daun baru. Gunakan pupuk organik dan jangan menggunakan pupuk kimia. Letakkan pot sirih pada tempat yang teduh, misalnya di teras atau green house.

3. Pencangkokan

Langkah-langkah pencangkokan sirih sebagai berikut:

  1. Pilih batang yang telah dewasa dengan ciri-ciri: sudah tumbuh akar di ruas batang, kemudian siapkan langkah pencangkokan berikutnya.
  2. Siapkan media cangkok yang terdiri tanah top soil (tanah gembur): pasir ladu: sekam padi: pupuk kandang dengan perbandingan: 2:1:1:1, kemudian aduk sampai tercampur merata.
  3. Siapkan plastiK kresek yang akan digunakan untuk mencangkok dan tali rafia.
  4. Siapkan pisau cutter bersih yang akan digunakan untuk memotong.
  5. Pasanglah plastik kresek pada batang ruas sirih yang akan dicangkok dengan tali rafia.
  6. Masukkan media cangkok secukupnya (kira-kira sekepal tangan), kemudian ujung pembungkus plastik yang lain diikat dengan tali rafia, dan juga pada tengah bungkusan cangkokan diikat dengan tali rafia pula.
  7. Lubangilah sebanyak 5 lubang pada pembungkus cangkokan dengan ujung pisau cutter.
  8. Ikatlah batang yang dicangkok tersebut dengan tali rafia pada penyangga.
  9. Siramlah tiap hari dengan air secukupnya.
  10. Letakkan pot pada tempat yang teduh atau di green house.
  11. Kira-kira 1-1,5 bulan cangkokan sudah tumbuh akar, kemudian potong cangkokan tersebut dengan pisau cutter dan bukalah plastik pembungkus sehingga batang cangkoan siap ditanam.
  12. Tanamlah pada pot dan media tanam yang telah disediakan. Langkah penanaman hasil cangkokan seperti langkah menanam pada uraian diatas.

4. Merunduk.

Batang sirih pada ruasnya dibenamkan pada media pot, kalau bisa pada pot lain kemudian di timbun dengan media tanam, siramlah air, tunggu sampai 1-1,5 bulan jika telah tumbuh akar, batang tersebut dipotong dan dipindahkan/ ditanam pada pot lain.

5. Sirih Sebagai Antiseptik.

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang telah digunakan sejak jaman dahulu sebagai obat atau jamu, misalnya sebagai antiseptik yang merupakan zat yang dapat membunuh bibit penyakit (mikroorganisme pathogen).

Adapun kegunaan sisih untuk pengobatan sebagai berikut:

  1. Mengobati Keputihan.

Sediakan 7-10 lembar daun sirih kemudian direbus dengan air sebanyak 2,5 liter sampai mendidih. Air rebusan digunakan selagi hangat dengan membasuhkannya secara berulang-ulang di daerah kemaluan.

  1. Mengobati Sakit Jantung.

Untuk mengobati sakit jantung sediakan 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus, 3 siung bawang merah, dan satu sendok jinten putih. Semua bahan ditumbuk halus, lalu tambahkan 5 sendok air panas. Biarkan beberapa menit , lalu peras dan saring. Minumlah 2 kali sehari secara teratur.

  1. Mengobati Alergi.

Sediakan 6 lembar daun sirih, sepotong jahe kuning, 1,5 sendok makan kayu putih. Tumbuk sampai halus semua bahan secara bersamaan. Lalu oleskan di bagian yang gatal.

  1. Mengobati Batuk.

Sediakan 4 lembar daun sirih tambahkan 2 gelas air, kemudian direbus hingga mendidih, lalu dinginkan. Gunakan untuk berkumur, dan lakukan secara rutin sampai batuknya sembuh. Atau sediakan 4 lembar daun sirih, 3 lembar daun widara upas, dan madu secukupnya. Daun sirih diiris, lalu direbus bersama daun widara upas dan madu dalam 2 gelas air sampai mendidih. Air rebusannya untuk berkumur secara teratur.

Sumber: Majalah Flona, edisi 34/II-Desember 2005, halaman 23.