SISTEM IMUNITAS (KEKEBALAN)
Sepanjang hidupnya, setiap organisme akan bersentuhan dengan bermacam-macam mikroorganisme dan berbagai parasit. Banyak mikroorganisme dan parasit dapat merusak tubuh, menimbulkan penyakit, bahkan membunuh atau mematikan. Secara alami, tubuh telah mempunyai alat pertahanan yang disebut sistem kekebalan atau imunitas. Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh disebut immunologi. (Amien Moh, 1994)
A. Kekebalan tubuh.
Di dalam tubuh, sistem imun melawan berbagai penyerang yang berupa benda asing atau antigen. Kekebalan tubuh ini dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
- Kekebalan bawaan (innate immunity).
Kekebalan bawaan disebut juga kekebalan tidak spesifik. Kekebalan ini merupakan garis utama tubuh yang pertama dalam melawan semua agen asing yang masuk ke dalam tubuh. Alat imunitas bawaan ini antara lain: kulit, air mata, mucus, dan air ludah yang mencegah laju peradangan setelah terjadi infeksi.
- Kekebalan adaptasi.
Kekebalan adaptasi disebut juga kekebalan spesifik. Kekebalan ini dilakukan oleh sel, molekul dan organ dari sistem imun, menghasilkan suatu imun yang spesifik untuk melawan agen asing atau antigen atau penyakit.
B. Alat-alat kekebalan tubuh
1. Daya tahan tubuh non spesifik.
- Kulit yang utuh tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme karena epidermis terdiri dari berlapis-lapis sel epitel yang sangat rapat dan disertai lapisan tanduk pada bagian atasnya.
- Suasana asam di kulit mengurangi pertumbuhan mikroorganisme.
- Keringat, air mata dan lendir dapat mengencerkan atau membersihkan benda-benda asing/antigen.
- Refleks batuk, bersin dan muntah dapat mengeluarkan zat-zat asing dari saluran pernapasan dan saluran pencernaan bagian atas.
- Asam lambung dapat membunuh segala macam mikrorganisme dan melumpuhkan berbagai racun.
- Mikroorganisme yang normal pada kulit dan selaput lendir dapat menekan munculnya bakteri patogen.
- Lisozyme, merupakan enzim bakterisida, terdapat pada air ludah, air mata, keringat yang akan mengurangi kemungkinan infeksi oleh bakteri patogen.
- Enzim proteolitik empedu dapat membunuh bakteri patogen.
- pH rendah pada vagina serta spermin pada sperma dapat membunuh mikroorganisme patogen.
2. Interferon.
Interferon adalah protein yang membantu untuk melindungi sel-sel tubuh yang sehat di sekitarnya terhadap virus. Interferon yang dihasilkan sebagai respon terhadap suatu virus, memberikan perlindungan kepada sel-sel terhadap invasi yang sama atau virus lainnya. Interferon berfungsi untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, meningkatkan sistem kekebalan, efektif untuk melawan melanoma (kanker kulit), leukemia, membantu menyembuhkan rematik tulang.
3. Antibodi.
Antibodi adalah suatu protein (immunoglobulin) yang diproduksi oleh sel. Antibodi terdiri dari empat rantai polipeptida, yaitu satu pasang rantai panjang (rantai berat) dan satu pasang rantai pendek (rantai ringan). Keempat polipeptida disatukan membentuk struktur quartener. Setiap antibodi memberikan tanggapan yang berbeda terhadap benda asing yang memasuki tubuh. Perbedaan masing-masing molekul antibodi terutama ditentukan oleh urutan asam amino yang menyusun bagian yang berfungsi mengikat antigen (benda asing). Immunoglobulin adalah protein penyusun antibodi yang dibedakan menjadi 5 kelas berdasarkan keanekaragaman antigenetiknya. Kelima kelas immunoglobulin adalah: immunoglobulin G, immunoglobulin A, immunoglobulin M, immunoglobulin E, immunoglobulin D.
Kerja antibodi dalam upaya melenyapkan antigen/penyakit, adalah:
- Netralisasi, yaitu upaya pengikatan antibodi terhadap zat toksin atau pengikatan antigen.
- Aglutinasi, yaitu proses penggumpalan antigen oleh antibody.
- Presipitasi, yaitu proses yang terjadi apabila suatu zat terpisah dari larutannya.
- Pengaktifan sistem komplemen.
- Peningkatan fagositosis.
- Stimulasi sel pembunuh.
4. Makrofag.
Makrofag adalah sel leukosit yang menjalankan fungsinya secara fagosit terhadap bahan-bahan asing atau bakteri yang masuk kedalam tubuh. Makrofag dapat meninggalkan sistem peredaran darah dan masuk ke dalam jaringan dan rongga tubuh. (Losyana dkk,2007)
5. Netrofil
Netrofil berfungsi fagosit terhadap antigen/benda asing yang masuk kedalam tubuh.
6. Limfosit
Limfosit, yaitu sel-sel kecil dengan bentuk berubah-ubah yang mengenali antigen, menghasilkan antibodi dan mengontrol respon kebal. Limfosit beredar keseluruh bagian tubuh, dari aliran darah ke limfe dan kembali ke dalam darah. Limfosit mempunyai dua bentuk utama, yaitu T limfosit dan B limfosit. Keduanya berasal dari sumsum tulang. T limfosit (T sel) bergerak menuju ke kelenjar timus (suatu kelenjar limfe yang terdapat pada dasar leher di bawah tulang dada) dan mengalami sebagaian dari perkembangannya. B limfosit (B sel) mengalami proses yang serupa di dalam sumsum tulang. Keduanya mempunyai sel-sel dengan molekul-molekul di permukaannya yang sangat serupa yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengenal antigen yang spesifik dan mengikatnya. Reaksi pengenalan ini memacu limfosit untuk memulai suatu respon kebal yang membinasakan antigen.
7. Sel Natural Killer
Sel natural killer merupakan sel mirip dengan limfosit. Sel ini akan menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker dengan jalan melisiskan/menghancurkan membran sel-sel tersebut pada saat bertemu pertama kali. Jadi sel natural killer membentuk pertahanan yang bersifat segera.
Sistem komplemen ialah seri (lebih dari 18 macam) protein plasma yang dihasilkan oleh hati dan beredar di dalam pembuluh darah dalam keadaan inaktif. Apabila ada mikroorganisme tersebut akan mengaktifkan sistem komplemen. Hal lain yang dapat mengaktifkan sistem komplemen, yaitu jika terdapat kompleks antibodi yang telah melekat pada antigen. Sistem komplemen yang telah aktif ini berupa suatu seri reaksi kimia. Adapun akibat reaksi kimia adalah sebagai berikut:
- Menghasilkan opsonin, yaitu zat yang melekatkan mikroorganisme dengan leukosit sehingga memudahkan terjadinya fagositosis.
- Menyebabkan pelepasan histamin oleh mastosit (sel mast). Histamin menyebabkan vasodilitas dan meningkatnya permeabilitas kapiler terhadap protein.
- Menghasilkan hemotoksin yang akan menarik leukosit menuju daerah infeksi.
- Menghasilkan kinin yang mempunyai fungsi seperti histamin, dan juga merangsang reseptor saraf (rasa sakit, gatal).
- Membentuk Membran Attack Complex (MAC) yang menyerang membran permukaan mikroorganisme dengan jalan membenamkan dirinya sehingga terbentuk saluran besar pada membran mikroba. Dengan adanya saluran tersebut, membran bocor, sel membengkak dan pecah.
C. Mekanisme Respon Kebal
Patogen seperti virus, bakteri atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang sakit. Suatu penyakit yang khusus dapat menyebabkan sistem kekebalan, dapat meningkatkan respon kebal yang pertama dan menghasilkan sel-sel memori (sel imun yang mengingat peristiwa imunologik tertentu) yang siap memicu respon kebal kedua pada perlawanan tubuh yang pertama terhadap antigen penyakit. Sistem kekebalan adalah sangat vital dalam melindungi tubuh dari penyakit. Bila sesuatu berjalan salah dengan sistem kekebalan tubuh, maka akibatnya bisa fatal. Misalnya, bila kelenjar timus tidak normal kerjanya, maka T limfosit gagal untuk berkembang. Tanpa T limfosit penolong, B limfosit tidak dapat membentuk klon. Klon adalah keturunan aseksual dari suatu sel tunggal. Seorang bayi yang dilahirkan tanpa T limfosit akan gagal dalam memprodusir klon B sel yang berperan untuk melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Dengan demikian biasanya akan terbunuh oleh patogen pertama yang dijumpainya. (Losyana dkk, 2007).
D. Macam-macam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Mekanisme pertahanan tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan.
- Kekebalan Aktif Alami (naturan immunity)
Kekebalan aktif alami adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Contoh: orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab tubuh yang terserang sudah kenal dengan antigen yang menyerang. Akibatnya darah membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut.
- Kekebalan Aktif Buatan (induced immunity)
Kekebalan aktif buatan, diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Tindakan memberi vaksin disebut vaksinasi atau immunisasi.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Kekebalan Pasif dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Kekebalan pasif alami
Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya pada waktu dalam kandungan dan ASI yang pertama kali.
- Kekebalan pasif buatan
Kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Contoh, suntikan ATS (anti tetanus serum)
E. Macam-macam Immunisasi
Immunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Macam-macam immunisasi adalah:
1. Immunisasi BCG
Immunisasi ini memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC), vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan.
2. Immunisasi DPT
Immunisasi DPT adalah immunisasi yang melindungi terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang tenggorokan. Pertusis adalah penyakit batuk rejan yang menyerang saluran udara yang disebabkan oleh bakteri. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.
3. Immunisasi DT
Immunisasi DT memberi kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus.
4. Immunisasi TT
Immunisasi tetanus (tetanus toksoid) memberi kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. Dengan menggunakan ATS (anti tetanus serum).
5. Immunisasi Campak
Immunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
6. Immunisasi MMR
Immunisasi MMR adalah memberi perlindungan terhadap campak, gondong, dan campak jerman (rubella).
7. Immunisasi Hib
Immunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak.
8. Immunisasi Varisella
Immunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.
9. Immunisasi HBV
Immunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.
10. Immunisasi Pneumonikokus Konjugata
Immunisasi pneumonikokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga.
F. Berbagai Kelainan Immunitas
1. Otoimunitas
Otoimunitas adalah suatu kondisi yang membahayakan dimana tubuh mengembangkan antibodi pada antigennya sendiri. Jadi otoimunitas merupakan kegagalan daya dikriminasi endogen pada sistem kekebalan sehingga zat yang berasal dari tubuh sendiri dianggap sebagai zat/benda asing dan terhadapnya di bentuk zat anti/antibodi. Contoh pada penyakit demam rematik, arthritis rematik, anemia pernisiosa, Addison.
2. Kanker
Apabila sel tubuh berubah menjadi sel-sel kanker, berubah pula sifat-sifatnya. Dalam arti, sel kanker dapat menghasilkan makromolekul tertentu yang dapat bertindak sebagai antigen yang tidak dimiliki pleh sel-sel normal. Akan tetapi kenyataannya sel-sel kanker berkembang biak dengan cepat, hal ini antibodi tidak dapat mengenalnya, peristiwa ini disebut peluputan imunologis.
3. Alergi
Alergi adalah suatu reaksi antigen (allergen) dengan antibodi ataupun dengan sel T yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala-gejala sakit dan kerusakan sel-sel tubuh.
AIDS adalah penyakit akibat infeksi virus yang sangat melemahkan sistem imunitas tubuh. Penyakit ini dinamakan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom), dimana virus penyebabnya adalah HTLV III atau Human T Limphotropic Virus type III yang biasanya disebut pula sebagai HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Pertama kali AIDS ditemukan pada tahun 1981. Virus ini mungkin dipindahkan atau ditularkan dari kera sebagai inangnya ke penduduk Afrika pada tahun 1960. Pada umumnya orang yang terinfeksi virus AIDS tidak menunjukkan gejala-gejalanya dengan segera. Mereka menularkan kepada oarang lain malalui hubungan seksual heteroseksual maupun homoseksual, penggunaan bersama jarum suntik, transfusi darah. Virus HIV dapat berada pada darah penderita, cairan vagina, air susu, air mani, air ludah, air mata dan tinja. Virus HIV adalah retrovirus (virus dengan suatu gen ARN) yang menyerang sel-sel di dalam otak, sehingga banyak penderita AIDS mengalami kerusakan otak atau gila. Virus HIV membunuh limfosit dan mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan patogen. Penderita AIDS mempunyai sejumlah makrofag dan B limfosit (B sel), tetapi sejumlah T limfosit penolong (T sel) secara drastis berkurang. Dengan sistem imun yang cacat ini, penderita AIDS jatuh menjadi mangsa diare, kanker, pnumonia atau tuberkolosis, tergantung pada patogen lokal, dan biasanya meninggal karena salah satu infeksi ini. Orang yang terjangkit AIDS/HIV, dalam beberapa bulan atau tahun pertama akan mengalami peradangan pada kelenjar-kelenjar limfe (biasanya di ketiak dan di leher belakang) yang disebut Persistent Generalized Lympha demopathy (PGL). Perkembangan infeksi virus HIV menjadi AIDS dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Infeksi kronis dapat mengakibatkan peradangan pada kelenjar limfe sehingga menimbulkan gejala demam, berat badan menurun drastis, berkeringat, sariawan, dan jumlah eritrosit dan leukosit menurun. (2) Infeksi akut dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar-kelenjar tubuh. (3) AIDS dapat mengakibatkan pnumonia pneumositik, sarkoma kaposi (tumor kulit) dan limfoma (4) AIDS dapat pula menyerang sistem saraf, misalnya peradangan otak sub akut. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat melawan virus HIV. Antibiotika yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi, tidak mempunyai pengaruh terhadap virus HIV. Obat azidothymidine (AZT) menyerupai timidin nukleotida (nucleotidae thymidine) dapat memperpanjang hidup sebagian besar penderita AIDS. Obat ini dapat membunuh virus HIV yang melaukan replikasi. Masa inkubasi penyakit AIDS adalah bervariasi antara 6 bulan sampai dengan 6 tahun.
Pencegahan virus HIV atau penyakit AIDS dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut:
- Dengan memberikan pendidikan atau penyuluhan di sekolah, masyarakat, dan keluarga, khususnya tentang pendidikan seks (pendidikan kehidupan keluarga), Pendidikan seks bertujuan untuk: (1) Menjelaskan bagaimana virus HIV ditularkan. (2) Mempromosikan kesucian, kebersihan dan keserhanaan dalam pola hidup, terutama dalam kehidupan perilaku seks.
- Dengan menganjurkan agar mereka yang termasuk kelompok beresiko tinggi, hendaknya jangan menyumbangkan darah atau oegan-organ tubuhnya.
- Dengan menganjurkan agar para pemakai jarum suntik jangan menggunakan jarum/tebung suntik bekas.
- Dengan melakukan pemeriksaan darah dan produk-produk darah secara periodik dan kontinyu.
- Dengan melalui dukungan psikis atau emosional (sikap positif) dari penderita AIDS.
- Para petugas kesehatan, perawat, dokter dan organisasi-organisasi sukarelawan dan lain-lainnya hendaknya selalu berusaha memberi dukungan sebanyak mungkin kepada penderita AIDS.